Ada keraguan bercampur dengan kekhawatiran kala saya untuk pertama kalinya mengetahui jika Falcon Pictures dan Anggy Umbara berencana “membangkitkan” lagi Warkop DKI, tidak ikhlas rasanya Dono, Kasino, dan Indro harus tergantikan dengan Vino G Bastian, Abimana Aryasatya, dan Tora Sudiro. Walau hasil permak wajah menunjukkan ketiganya bisa dibuat mirip dengan trio pelawak legendaris tersebut, khususnya Abimana, tetap saja saya dibuat pesimis: apakah kekocakan-kekocakan Dono, Kasino, dan Indro ikut juga ter-reborn? Bisakah Vino, Abimana, dan Tora selucu mereka? Untuk orang yang tumbuh bersama bercandaan cerdas, nakal, dan terkadang menjurus selangkangan milik Warkop DKI, kegelisahan itu saya pikir wajar, tetapi tidak serta merta membuat saya langsung menyimpulkan Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss Part 1 ini akan buruk, tanpa lebih dulu nonton filmnya. Anggy Umbara punya tugas yang tidak mudah, menjaga baik-baik legacy yang sudah ditinggalkan Warkop terdahulu dan tak merusaknya di versi reborn, begitupula Abimana, Vino, dan Tora yang sama-sama harus memikul beban yang tak ringan untuk jadi Dono, Kasino, dan Indro.
Lucu atau garingnya Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss Part 1 nantinya memang bergantung pada masing-masing penonton, toh selera humor tiap orang berbeda. Namun setidaknya kekhawatiran yang saya sempat singgung di awal berkurang, begitu melihat bagaimana Anggy Umbara memperlakukan Warkop versi barunya bukan semata-mata sebagai barang dagangan, melainkan sebuah penghormatan untuk legenda besar. Terlepas ada embel-embel dibagi menjadi dua part di sana, saya sudah bisa (sedikit) ikhlas legacy Dono, Kasino, dan Indro tidak disia-siakan oleh Falcon Pictures. Anggy Umbara pun tampak menguasai source-nya, lihat saja caranya menempeli Jangkrik Boss Part 1 ini dengan berbagai pernak-pernik khas Warkop DKI, sebuah homage ke film-film terdahulu yang sengaja dipertontonkan untuk mengajak kita bernostal-gila. Dari membacakan berita yang isinya ngawur hingga penampakan cewek-cewek seksi yang pastinya akan membuat penonton (terutama penggemar Warkop DKI) akan berceletuk “wah film Dono banget nih.” Bahkan kita diajak jalan-jalan ke Malaysia (Jodoh Boleh Diatur, 1988), bikin saya jadi kangen Si Montok…dan Ibunya.
95 menit Jangkrik Boss Part 1 dapat dikatakan sepenuhnya milik Vino, Abimana, dan Tora, Anggy memberikan panggung yang selebar-lebarnya untuk ketiganya agar bisa membuktikan peran Dono, Kasino, dan Indro memang pantas diwarisi oleh mereka. Langkah yang diambil oleh Falcon Pictures dan Anggy Umbara tepat untuk memilih Vino, Abimana, dan Tora, karena untuk urusan berlakon, saya sih sudah tidak meragukan akting tiga aktor ini, masalahnya apakah mereka mampu kompak untuk menghadirkan tawa ketika disatukan. Apalagi Warkop DKI salah satunya terkenal dengan celetukan-celetukan yang terkesan spontan asal keluar dari mulut Dono, Kasino, dan Indro, tapi mampu ciptakan tektokan lawakan yang tak sekedar lucu tapi juga nyambung. Sudah mirip secara gerak tubuh dan wajah, Vino, Abimana, dan Tora ternyata secara mengejutkan mampu jadi “peniru” yang ciamik saat tiba waktunya melawak, walau materinya kebanyakan sudah pernah dilontarkan di film-film Warkop DKI terdahulu, termasuk ejekan fenomenal milik Kasino dari Dongkrak Antik (1982) yang bawa-bawa monyet bau, kecoa bunting, hingga dinosaurus dan brontosaurus itu.
Saya tidak menyebut Jangkrik Boss Part 1 ini 100 persen lucu, jika ingin menuruti selera humor, setengah lawakan Vino, Abimana, dan Tora sanggup menciptakan keriuhan tawa, tapi sayang sisanya hanya membuat geleng-geleng kepala sambil mempertanyakan letak kelucuannya. Komedi itu relatif, bagi saya tidak lucu, bisa jadi di mata orang lain justru membuat ngakak guling-guling, setidaknya Anggy paham dalam mengarahkan lawakannya agar tidak terlihat murahan dan norak, cocok atau tidak cocok diserahkan kembali kepada penontonnya. Usaha Warkop DKI Reborn dalam menciptakan kelucuan-kelucuan yang tidak membodohi para penontonnya patutlah dihargai, apalagi Anggy memilih untuk mengisi durasi film dengan lebih banyak porsi lawakan yang bersumber dari dialog serta celetukan-celetukan pemainnya, ketimbang bergantung pada lawak slapstik. Sebagai tribut, Jangkrik Boss bagian pertama ini adalah persembahan yang menyenangkan, sebagai pengingat kita memiliki legenda yang lucunya tak lekang dimakan zaman dan tak bisa tergantikan oleh siapapun. Sekarang legacy tersebut dilanjutkan, agar kita bisa terus tertawa sebelum tertawa itu dilarang.
Kasamago
overalll emang not bad lah, tidak melebihi ekspetasi ataupun dibwahnya.. smg Part 2 nya ada kemajuan yg lebih nendang lg
tom
Hmm.. Saya masih meragukan film ini ketika melihat trailer-nya. Tapi dengan melihat statistik antusias penonton yang cukup tinggi, jadi mulai imempertimbangkan untuk nonton. Tapi masih baca-baca review dulu hahaha..
WewW
Iyes, meski di beberapa scene terlihat garing plus aneh, tapi kebanyakan sukses bikin saya n penonton sestudio ngakak.. Yu ah part 2 buruan dirilis
Mase
60 menit pertama garing menurut saya, kebanyakan penampilan komika yg merusak kelucuan film. smoga di part 2 komika2 dibuang2 aja deh, ngerusak kelucuan aja dengan adegan garing ga lucunya itu.
andileangle
Tetap saja bagi saya Dono dan Kasino tak tergantikan…Walaupun akting mereka bagus dan style mereka hampir dibuat mirip…
sendaljepit
film ini diselamatkan sama blooper di bagian kredit.. buat saya dan teman2 saya film ini garing. thx
Putri
Pendapat orang-orang pasti cenderung terbelah ya kalau udah menyangkut sesuatu yang tergolong “classic”… Saya sendiri jujur paling kaget ketika ngeliat Abimana. Dulu pas denger Abimana bakal jadi Dono, saya mikir “Abimana = Dono? Emang bisa ya?” Dan ternyata, menurut saya justru dialah yang penampilannya paling ngena banget! Dari segi lawakan, ada yang lucu ada yang garing, tapi karena udah ada bayangan Warkop DKI yang asli, yah bagaimanapun pasti mau nggak mau ngebandingin…
Octamovie
Wah review nya malah “sedikit” bertentangan dengan milik saya, terlalu banyak kekurangan dan sesuatu yang terlihat “dipaksakan”. Makanya saya cukup kecewa dan perlu dipertanyakan apakah pantas mendapatkan lebih dari 6.8 juta penonton? Yang berkenan bisa lihat review film DKI Rebor diwebsite saya. Terima Kasih