Pada dasarnya saya suka sulap, dari jaman menonton David Copperfield dahulu menembus Tembok China terus melayang, sampai era pesulap-pesulap jalanan seperti David Blaine, Cyril Takayama dan Demian. Well, termasuk acara macam “Magic’s Biggest Secrets Finally Revealed”, yang membongkar trik-trik sulap dari yang paling mudah sampai yang tersulit. Jadi tidak ada alasan lain untuk nonton “Now You See Me” selain karena saya suka sulap—oh alasan personal karena ada Isla Fisher (Definitely, Maybe) hahahaha. Semurah apapun alasan saya, film yang disutradarai oleh Louis Leterrier (The Incredible Hulk, Clash of the Titans) jelas sudah menyuguhkan sebuah film sulap dengan trik-trik yang hebat. Jika kembali ke film “The Prestige” (Christopher Nolan), Cutter yang dimainkan oleh Michael Caine—yang juga ikut bermain di “Now You See Me”, pernah bilang: “Every great magic trick consists of three parts or acts.”, aturan itu tampaknya dipakai juga di film ini. Diramaikan oleh ensemble cast yang menjanjikan dari Morgan Freeman (Oblivion) sampai Jesse Eisenberg (The Social Network), “Now You See Me” tidak saja hadirkan cerita tentang pesulap-pesulap handal dengan permainan trik yang ciamik, tapi, well…keseluruhan film ini adalah atraksi sulap tersendiri yang apik.

Empat pesulap—Daniel Atlas (Jesse Eisenberg), Henley Reeves (Isla Fisher), Jack Wilder (Dave Franco) dan Merritt Osbourne (Woody Harrelson)—direkrut oleh seorang yang misterius. Bermodalkan kartu tarot yang diterima masing-masing, mereka diundang ke tempat yang sama, sebuah kamar apartemen kosong yang di dalamnya tersimpan sebuah rahasia. Satu tahun kemudian, Daniel Atlas serta teman-teman pesulapnya tersebut diceritakan sudah terkenal, tergabung dalam grup berjuluk “The Four Horsemen”. Dalam suatu aksi terbarunya di Las Vegas, mereka tidak saja melakukan trik sulap hebat tapi sekaligus berbuat kejahatan, merampok uang di salah-satu bank di Paris, dengan bantuan satu penonton yang diteleportasi. Dalam waktu bersamaan, live, uang-uang tersebut menghilang dari ruang penyimpanan dan di-transfer ke tempat show berlangsung lewat saluran udara, penonton pun mandi uang. Aksi ini pun mengundang pihak berwenang untuk melakukan investigasi, FBI diwakili oleh Dylan Rhodes (Mark Ruffalo) dan dari interpol diwakilkan oleh agen Alma Vargas (Mélanie Laurent). Dibantu oleh Thaddeus Bradley (Morgan Freeman)—mantan pesulap yang sekarang memilih untuk membongkar berbagai trik-trik sulap demi uang—terjadilah aksi kucing-kucingan seru antara Rhodes dengan geng The Four Horsemen.

Are you watching closely? —Alfred Borden, “The Prestige”. Sebetulnya itu hanya bualan pesulap, untuk menyuruh penonton melihat lebih dekat, untuk kemudian dialihkan dan tidak melihat trik yang sesungguhnya. Seperti itulah nantinya film ini memperdaya penonton, “Now You See Me” punya setumpuk kartu berisi tipu daya, trik-trik yang fungsinya sebagai pengalih perhatian, seperti seorang copet yang menjatuhkan uang recehan untuk mengambil dompet korbannya. Ditulis keroyokan oleh Ed Solomon (Men in Black), Boaz Yakin (Safe), bareng Edward Ricourt, “Now You See Me” bahkan sudah berhasil mencuri perhatian saya sejak opening film, dimana Jesse Eisenberg sedang memperlihatkan aksi sulap jalanan bermodalkan kartu. Perkenalan perdana dengan para pesulap jagoan kita—Atlas dengan trik memanfaatkan teknologi, Henley dengan aksi sulap tradisionalnya dibarengi dengan dramatisasi, Jack dengan aksi sulap praktikalnya, serta Merritt yang pakar menghipnotis—memang diakui dipersiapkan sedemikian rupa untuk membuat penonton terkesan pada pandangan pertama. Yup dari awal kita sudah diarahkan untuk menyukai grup pesulap The Four Horsemen ini, tidak saja lewat atraksi sulap mereka yang luar biasa menghibur, dengan karakteristik bawaan yang juga karismatik dan cool, tapi juga aksi-aksi memperdaya pihak berwenang yang mengejar mereka. Dari kejar-kejaran di tengah festival Mardi Gras, sampai pengejaran mobil yang menegangkan, “Now You See Me” punya rancangan yang matang bagaimana nantinya setiap babak berujung pada klimaks yang awesome.

Ingat tagline-nya “Come in close, because the more you think you see, the easier it’ll be to fool you”, sudah ingat? sudah. Dengan arahan Louis Leterrier yang tak banyak basi-basi dalam menghadirkan film crime-thriller-nya ini, didukung oleh pola editing yang bergulir cepat, layaknya sebuah permainan sulap yang sering mengandalkan kecepatan tangan. “Now You See Me” memang seakan tidak mau penonton dengan mudah dapat melihat trik yang sebenarnya, petunjuk-petunjuk tersebut tersembunyi rapat dibalik aksi-aksi sulap keren Atlas dan kawan-kawan The Four Horsemen. Karakter-karakter dalam film ini pun punya peran masing-masing untuk mengalihkan perhatian penonton, alhasil permainan tebak-tebak buah manggis menjadi semakin menarik. Tapi sebetulnya untuk lebih menikmati “Now You See Me” , saya justru lebih memilih untuk tidak jadi sok pintar seperti Bradley, tidak ingin banyak mikir membongkar sendiri setiap atraksi sulap yang tampak ngejelimet itu, toh pada akhirnya film ini dengan baik hati membongkar sendiri triknya. Berhasil dibegoin film ini, yah tidak apa-apa. Semakin dipikirkan, semakin kita justru menjauh, melewatkan hal-hal detilnya, bukannya malah lebih dekat. Serius, “Now You See Me” punya banyak cara untuk membuat penonton tertipu, sekaligus terhipnotis dengan tampilan visualnya yang betul-betul magis. Menonton “Now You See Me” memang tak ubahnya menonton langsung sebuah acara sulap yang seru, setiap babaknya mengundang decak-kagum tepuk tangan, presentasinya cantik dan lucu di beberapa bagian, Jesse Eisenberg dan yang lain bermain baik, menghasilkan atraksi-atraksi sulap yang menghibur. Mereka yang suka sulap, seperti saya, atau film-film bertema sulap macam “The Prestige” dan “The Illusionist”, kemungkinan akan suka dengan “Now You See Me”.