Kalau di Amerika Serikat sana ada yang namanya festival musik cadas, “Ozzfest”, Lalu “Download Festival” di Inggris dan “Wacken Open Air” di Jerman, yang bisa dikatakan “Mekah”-nya para metalhead di Eropa sana. Indonesia tentu tidak mau kalah, kita punya festival-festival musik yang tidak hanya berstatus metal banget, tapi juga berkualitas dan punya nama besar macam Rock in Solo, Hammersonic yang baru pertama kali digelar tahun 2012 lalu, dan satu lagi “Bandung Berisik”, salah-satu dedengkotnya festival musik metal tanah air. Sebagai anak metal (duh norak), yang sejak jaman sekolah dasar sudah dicekoki tembang-tembang cadas “Sepultura”, “Metallica”, “Obituary”, dan kawan-kawannya, saya tentunya punya perasaan bangga…dan lebih bangga lagi ketika melihat festival musik metal kita tak hanya bermodal berisik doang, namun juga ter—organize dengan sangat baik dari segala lini, tata panggung, tata suara, keamanan, hingga ke crowd-nya yang walaupun brutal tapi tetap santun, tertib tidak resek. Semua itu saya lihat sendiri ketika datang ke “Bandung Berisik 2013”, dengan pergelaran ke-7 kalinya tahun ini. Bertajuk “Versus The World”, hajatan metal punya Bandung yang pertama kali digelar pada tahun 1995 ini tampak semakin “dewasa”, salah-satu festival musik metal terberisik dan tergila yang pernah saya datangi. Well, boleh dibilang sudah seharusnya “Bandung Berisik” jadi panutan festival-festival musik sejenis.
“Bandung Berisik” bisa jadi contoh bagaimana sebuah event festival musik cadas seharusnya digelar, brutal, nyaman dan yang terpenting aman. Di-organized oleh Atap Promotions, “Bandung Berisik” bisa dikatakan memuaskan ekspektasi saya akan sebuah festival musik metal yang berkualitas, didukung juga oleh deretan band-band pengisi acara yang sukses menghajar penonton, termasuk saya yang datang agak telat ke Stadion Siliwangi, tempat hajatan berlangsung. Berangkat ke Bandung pukul 11.45 WIB dari Jakarta, dan baru sampai tujuan kira-kira 3 jam kemudian, saya langsung disambut tak hanya ribuan metalhead yang masih ada di luar stadion, yang kebanyakan memakai kaos hitam-hitam, tapi juga puluhan pedagang makanan-minuman, serta ratusan aparat kepolisian dan tim keamanan yang melakukan tugas penjagaan. Masuk ke venue, “Rebel Stage”, satu dari tiga panggung yang ada di “Bandung Berisik”, seolah mengucapkan selamat datang kepada saya dan teman-teman metalhead, di panggung inilah Infamy, Auman, Kill The King, Devadata, Melody Maker, Freak, Insulin Coma, Komplete Kontrol, The Eastigers, Muchos Libre, Kaluman, dan Dead Carnations, ditugasi untuk memberi “sambutan” kepada mereka yang baru datang. Begitu juga di “Exmosh Stage”, ada Sigmun, Powerpunk, Depravity Savage, Deceit, Girlzeroth, Bersimbah Darah, The Dissland, Terapi Urine, Speedkill, Inwise, Rotten To The Core, Error Scream, dan Wired, yang siap memanas-manasi penonton sebelum masuk ke dalam stadion, dimana panggung utama, “Versus Stage”, sudah siap membunuh energi kita.
Saya sempat nongkrong tidak lama di kedua panggung pendamping, lalu buru-buru ngacir ke “Versus Stage”, untuk melihat “NOXA”, “SIKSA KUBUR”, dan band hardcore lokal “OUTRIGHT”. Banyaknya band yang mengantri, dari sekitar pukul 10 pagi sampai nanti ditutup kira-kira pukul 10 malam, dengan pembagian porsi tampil tidak sampai satu jam, wajar jika saya tidak merasa puas melihat “NOXA” yang cuma punya beberapa lagu untuk mengajak penonton berdansa. Begitupula “SIKSA KUBUR” yang rasa-rasanya kok tanggung menyiksa penontonnya. Ah tapi “Bandung Berisik” kan memang bukan milik satu-dua band doang, 11 band di “Versus Stage” sama-sama punya misi untuk membunuh energi penontonnya, jika semua ditotalkan, kira-kira hampir 12 jam dengan puluhan lagu, itu bisa bikin mampus. Saya yang datang sore saja, dan tertinggal penampilan band-band seperti: Rocket Rockers, Extreme Decay, A.L.I.C.E serta Revenge The Fate, benar-benar langsung kehabisan energi setelah “Bandung Berisik” ditutup “SERINGAI”. Apalagi mereka yang datang sejak pagi, salut deh. Dengan harga tiket masuk (HTM) hanya Rp. 50.000, “Bandung Berisik” bisa dikatakan murah, namun bukan festival murahan, “Bandung Berisik 2013” ini sudah memberikan saya sebuah pengalaman tak terlupakan, festival musik cadas yang berkelas.
Walaupun sempat diguyur hujan lumayan deras, itu tak menghilangkan antusias metalhead untuk terus ugal-ugalan, moshing, dan mengepalkan tangan ke langit. Sambil berbasah-basah-kuyup-ria, band yang tampaknya paling ditunggu-tunggu di “Bandung Berisik” akhirnya muncul dari balik panggung, “BURGERKILL”, saya dan sekitar 30.000-an metalhead langsung merapatkan diri ke panggung utama. Stadion Siliwangi pun langsung bergemuruh, devil horns menghiasi langit malam yang semakin gelap, menyambut band yang diawaki oleh Vicky (Vocal), Ebenz (Guitar), Agung (Guitar), Ramdan (Bassist) dan Andris (Drummer) tersebut. Tak banyak basa-basi, “Darah Hitam Kebencian” jadi pembuka aksi BURGERKILL dan para begundal. Band yang baru saja merilis film dokumenter “We Will Bleed” di bulan Februari silam ini pun sukses menghabisi begundal-begundal yang tak ada lelahnya ugal-ugalan, ditemani “Under the Scars”, “Anjing Tanah” dan “House of Greed” yang dibawakan dengan apik oleh BURGERKILL. Setelah lagu “Shadow of Sorrow” yang juga menampilkan Dom Lawson—jurnalis majalah Metal Hammer yang sengaja datang dari Inggris, kemudian “Tiga Titik Hitam” yang dinyanyikan khusus untuk almarhum Ivan Scumbag, BURGERKILL menutup aksi bringas-nya dengan “Atur Aku”, yang semenjak awal sudah dielu-elukan penonton.
Tiba-tiba saja atmosfir di “Bandung Berisik 2013” berubah menyeramkan ketika tiba gilirannya untuk sesepuh death metal “JASAD”, mengobrak-ngabrik Stadion Siliwangi dengan lagu-lagu brutal mereka. Sang Presiden Republik Gaban (Garut-Bandung), Man Jasad dan kawan-kawan pun sukses “membakar” saya dan ribuan metalhead yang berdansa liar seakan seperti orang-orang yang kesurupan. Gila!! dan kegilaan “Bandung Berisik” pun berlanjut dengan “JERUJI”, Stadion Siliwangi kembali diajak ber-hardcore-ria. Perjalanan “Bandung Berisik” ke-7 ini akhirnya ditutup dengan penampilan sangar “SERINGAI”, yang langsung mengajak saya dan para serigala untuk berpesta. Lagu pembuka “Program Party Seringai” pun disambut serigala-serigala yang lapar, mereka langsung berjingkrak kesana dan kemari, headbanging dan moshing pun kembali menggetarkan lapangan Stadion Siliwangi. Sambil sesekali berinteraksi dengan penonton, Arian sang frontman yang tampil enerjik malam itu, tanpa ampun langsung menyeret para penonton semakin liar dengan lagu-lagu andalan, “Citra Natural”, “Akselerasi Maksimum” dan “Tragedi”. “SERINGAI” pun sempat membawakan lagu Dilarang di Bandung, berkolaborasi dengan gitaris BURGERKILL, Ebenz. Berkolaborasi dengan teman-teman musisi lain, “Gaza”—dari album terbaru bertajuk “Taring”, yang belum pernah dimainkan secara live oleh SERINGAI, malam itu jadi hidangan istimewa bagi para serigala. Pesta SERINGAI pun diakhiri dengan lagu “Mengadili Persepsi (Bermain Tuhan)”, teriakan “individu…individu merdeka!!” segera bergema dan menjadi pertanda berakhir pula “Bandung Berisik 2013”, saatnya saya dan para metalhead menghabiskan sisa-sisa energi. Badan sakit, kaos basah kuyup, sepatu penuh lumpur, bau keringat…Bandung Berisik 2013 adalah festival musik cadas yang saya harapkan, memang harus seperti inilah festival musik metal Indonesia. Terima kasih Bandung, nuhun Atap Promotions, thank you Bandung Berisik.