Sebelum ada film hiu-hiu-an yang bikin lo parno nyebur ke laut. Sebelum ada piring terbang segede gaban yg bikin lo bego. Sebelum ada anak-anak naek sepeda terbang. Sebelum sebuah topi fedora dan tali pecut jadi icon. Sebelum ada film tentang masa kecil Bruce Wayne… hahahaha. Sebelum lo liat film yang sengaja nga dikasih warna, kecuali seorang anak perempuan berbaju merah. Sebelum gw tergila-gila sama yang namanya dinosaurus dan bodohnya selalu meniru gerakan velociraptor. Sebelum lo liat film perang dengan adegan pembuka paling ngehe! Yah pokoknya sebelum kita tahu seorang Steven Spielberg seperti yang kita tahu, sekarang ini. Mungkin nga ada yang tahu kalau dia pernah bikin film yang isinya orang parno dijalan (doang), cuma didominasi seting jalanan, satu aktor utama, mobil Plymouth Valiant Signet warna merah keluaran 1971, sama mobil truk Peterbilt dekil karatan. Atau gw doang yang emang nga tahu, dan baru nonton “Duel” sekarang-sekarang ini, duh cemen.

Iyah “Duel” jelas film “murah”, hanya bermodal $450,000, bayangin kalau dibanding sama film Spielberg sekarang, tapi kualitasnya jelas nga kaya film murahan, ini kalau gw bilang adalah salah-satu road-thriller paling gokil yang pernah gw tonton (kayak referensi nontonnya banyak aja, bro). Ceritanya “cetek” alias simple, kalo kata temen gw “gitu doang”, seorang pria berdanda perlente, menegaskan dia orang kota, yang katanya sih bernama David Mann (diperankan oleh Dennis Weaver). David adalah seorang salesman barang-barang elektronik yang sedang dalam perjalanan bisnis, ya terpaksa harus melintasi jalan panjang (tak berujung) di daerah California yang kiri-kanannya hanya terhampar padang tandus, sesekali ada kehidupan, itupun setelah menempuh jarak berkilo-kilo. Perjalanan David bisa dibilang nyaman, sampai pada akhirnya ia dihadang oleh truk yang membawa muatan bahan bakar, dengan tulisan flammable besar-besar di belakangnya. Karena truk tersebut berjalan lambat, David berusaha mendahului dong, wajar. Namun sesaat kemudian truk yang asapnya agak mengganggu itu menyerobot mobil David lagi. Awalnya sih kaya permainan serobot-nyerobot, David juga mengira supir truk tersebut hanya main-main, tapi kemudian David sadar ini bukan hanya sekedar “iseng” tapi dirinya sedang jadi target incaran supir truk gila.

Dibuat untuk film televisi, tayang di ABC, pada tahun 1971, sampai ujung-ujungnya ditayangin juga di beberapa bioskop Amerika Serikat, di Eropa dan Australia di tahun 1972. Kurang lebih 20 menit adegan tambahan pun diselipkan ke “Duel” versi bioskop, yang awalnya berdurasi 70 menitan. Untuk memenuhi “kuota”, Spielberg pun bela-belain syuting (lagi) selama dua hari untuk adegan-adegan baru tersebut. Yah inilah salah-satu film yang dari awal udah bikin gw betah duduk manis, macam anak kecil yang baru dikasih hadiah mobil-mobilan baru. “Duel” baru memanaskan mesin, gw udah ngomong banyak “t*i banget nih Spielberg”, abis itu gw udah kayak korban tabrak lari dari kejeniusan Spielberg, dibuat terkesima selama 90 menit, yah film ini berhasil membuat gw ikut terlibat secara emosional, nga hanya nonton. Tuh, disebelah temen gw udah marah-marah, bilang “bego” entah sampai berapa kali, gw sih ketawa-ketawa aja sambil berbisik dalam hati “Damn, Spielberg! Lo udah bikin film yang bisa ngajak penonton ikutan main, ikut duduk di kursi belakang mobilnya David dan merasakan setiap gejolak emosinya, rasa penasaran dan paranoid.

“Duel”, sesuai judulnya, ini adalah sebuah pertarungan antara David di mobil sedan kecilnya versus Goliath, truk besar bertuliskan “flammable” yang dikemudikan oleh supir misterius. Tulisan “mudah terbakar” itu pun bukan hanya pajangan, tapi betul-betul jadi peringatan kalau truk yang di bempernya berhias banyak plat nomor itu, khususnya si supir memang mudah tersulut api…emosi, mudah marah. Sayang David terlambat menyadari dan malah melayani “permainan” si supir truk. Cerita yang ditulis oleh Richard Matheson—awalnya merupakan cerita pendek yang diterbitkan di majalah Playboy, diubah jadi deretan visual yang level gregetnya nga kalah sama ketika harus melawan hiu pemakan manusia di “Jaws”. Spielberg tahu gimana cara membuat penonton ikut terjebak dalam situasi yang dirasakan oleh David, melepas ketegangan perlahan demi perlahan, sampai akhirnya tingkat penasaran menumpuk dan level parno guling-guling di lantai. Pertanyaan “siapa dan kenapa” terus akan menghantui, sama kaya David yang terus dihantui pengemudi truk sinting. Cara film ini mengambil gambarnya pun jempolan, camera-work yang asyik, bikin gw selalu berakhir dengan kata “anj*ng”, tentunya makin mendukung suasana tegang di setiap adegan yang ditawarkan ke muka penonton. Dengan akting Dennis Weaver yang pas memerankan salesman yang berubah jadi target “keisengan” supir truk, walaupun suka ngomong sendiri kaya sinetron, membuat “Duel” jadi terasa real, meyakinkan. Spielberg sukses mengendarai emosi gw di “Duel”, film road-thriller yang mampus-mampusan bikin gregetan dari awal sampai akhir. Gokil!