Dulu, ketika masih bocah ingusan saya suka sekali menutup mata, sambil berharap saya bisa menjadi ksatria baja hitam atau power rangers, tapi ketika membuka mata saya harus kecewa karena tidak bisa berubah menjadi jagoan yang saya idolakan itu. Well, setidaknya saya masih bisa berpura-pura jadi pahlawan kebenaran walaupun hanya bermodal topeng plastik yang dibeli di sekolah. Berbeda dengan John Bennett kecil yang dianugrahkan keajaiban ketika boneka beruangnya yang bernama “Ted” hidup dan bisa bicara sesuai dengan permohonannya. Boneka beruang bisa bicara?? pasti unyu sekali, tapi tunggu dulu sebelum kalian pikir ini adalah film “dongeng sebelum tidur” untuk anak-anak, cobalah tengok dulu disana tertulis “…the creator of Family Guy.”, sebuah film kartun yang dikhususkan memang bukan untuk bocah. Ya, “Ted” akan dipenuhi kelucuan-kelucuan boneka beruang yang bisa bicara, tapi apa yang keluar dari mulutnya jelas tidak layak didengar anak kecil, mulut “Ted” lebih kotor dari tempat sampah, belum lagi kelakuannya yang mengubah pandangan saya terhadap boneka beruang, selamanya, ya selamanya. Jangan tertipu dengan fisiknya yang ke-unyu-unyu-an tersebut, karena boneka teddy bear yang satu ini jelas lebih mengerikan dari peringatan tersedak di kemasan mainan plastik.

Setelah diberi keajaiban bisa bicara, “Ted” langsung jadi selebritis yang dibicarakan dimana-mana, masuk berita dan acara-acara talkshow. Lalu, apa yang terjadi dengan John Bennett kecil? Well ia tumbuh menjadi laki-laki dewasa—kali ini, diperankan oleh Mark Wahlberg—yang tidak bisa dipisahkan dengan “Thunder Buddy”-nya, ya Ted, mainan masa kecilnya yang sekarang tidak seimut dulu. Bentuk memang tidak ada yang berubah, selain suaranya yang bertambah besar, kita akan melihat sebuah boneka beruang yang kerjaannya nonton sambil menghisap ganja. Bertahun-tahun John dan Ted hidup bersama Lori Collins (Mila Kunis), pacar John, di apartemennya. Awalnya semua berjalan baik-baik saja, Lori sudah terbiasa dengan kelakuan John yang kekanak-kanakan, termasuk masih takut dengan petir, lalu seketika bersama dengan sahabat beruang-nya bernyanyi bersama untuk “mengusir” petir. Lori juga tampaknya terpaksa harus betah dengan keajaiban bernama Ted, walaupun setiap saat bertingkah-laku aneh dan semakin mengganggu hubungannya dengan John. Ya, singkat cerita, akhirnya Lori sudah sampai ke titik didihnya dan menginginkan John untuk memilih, terus bersama Ted dan kehilangan Lori atau meneruskan hubungan ke level yang lebih serius lagi namun tanpa Ted. Sebuah keputusan yang sulit bagi John, memilih Ted atau Lori, karena boneka beruang tersebut adalah satu-satunya sahabatnya, sejak kecil sudah bersama-sama, di sisi lain ia ingin membuktikan jika cintanya kepada Lori memang serius. Apakah John akan memilih Ted atau Lori?

Membaca sinopsis dangkal diatas, mungkin kalian akan mengira “Ted” adalah drama romansa yang serius, tapi percayalah (ciyus? miapah??) kisah-kasih romantis antara John dan Lori tersebut hanyalah bungkus kertas tipis yang membalut kekonyolan yang “dimuntahkan” Seth MacFarlane dalam sebuah film komedi bernama “Ted”. Sebenarnya jika sudah terbiasa dengan “Family Guy”, yah kartun goblok yang juga hasil “masturbasi” Seth itu, tak akan kaget disodorkan konten komedi yang begitu kasar, yang kebanyakan keluar dari mulut “Ted”. Yah! saya bisa melihat “keluguan” Peter Griffin dan “kenakalan” Stewie yang sekarang terjebak dalam tubuh berbulu berisi kapas. Ciri khas Seth yang terbiasa membahas panjang sesuatu yang tampak tak jelas dan tidak penting, menjadi dialog yang hillarious—idiot tapi sekaligus juga cerdas, bingung kan? sama—pun diboyongnya dari “Family Guy” ke film ini. Wajar jika saya bilang “Ted” sangat Seth MacFarlane banget, untuk urusan membuat tawa harus saya katakan jika Seth adalah ahlinya. Bagi yang belum terbiasa dengan gaya Seth, atau ingin terlihat sok asyik di samping pacarnya, mungkin akan bilang “apaan sih? nga penting banget” (seperti penonton disamping saya yang tak ada lelahnya bilang itu, true story!), tapi yang memang datang ke bioskop karena kangen ngakak dan niat untuk ngakak selebar-lebarnya sampai berbusa, “Ted” adalah film buat lo! Tidak peduli apakah pernah atau belum pernah menonton “Family Guy”, kejeniusan Seth MacFarlane secara otomatis akan menggelitik syaraf tawa kalian, menginjeksi “narkoba” bernama komedi sinting yang dengan cepat memberitahu otak agar tak usah serius, duduk dan nikmati kegoblokan film ini.

Dulu saya tak pernah menyukai boneka teddy bear, menurut lo? karena siapa sih cowok yang suka boneka, beruang pula? tapi “Ted” mengubah pandangan saya, boneka beruang ternyata bisa terlihat cowok banget dan cool!, jika dia bisa bicara sesampah yang dia mau dan berbuat sesuka yang dia mau, sekaligus nyinyir apapun tapi berani “mention” orang yang dia ejek. “Ted” yang tidak punya penis ternyata lebih jantan ketimbang lelaki beneran, itu yang bisa saya petik dari film yang saya harapkan tidak punya omong kosong pesan moral ini. Setelah menonton film ini saya justru ingin menjadi “Ted”, bukan lagi ingin menjadi ksatria baja hitam atau jagoan-jagoan masa kecil saya, bukan juga karena “Ted” bisa seenaknya memegang payudara perempuan yang mengajaknya foto bareng. Beruntung siapapun yang memiliki sahabat seperti “Ted”, siapa yang sangka dibalik kosakata kasar yang berseliweran setiap 5 menit sekali, “Ted” bisa menjadi “guru” yang sinting untuk mengajarkan saya “arti seorang sahabat”. Chemistry kompak yang dihadirkan oleh aktor manusia dan boneka CGI pun bekerja dengan konyol, duet Mark dan Seth MacFarlane yang memerankan “Ted” berhasil membuat otak terasa miring. Belum lagi keisengan Seth untuk menyempilkan beberapa referensi film dan serial televisi berbau 80-an, yang menambah level menyenangkan “Ted”. Lucu? tentu saja iya, disamping nantinya “Ted” juga menghadirkan kehangatan kisah persahabatan dan cinta. Sekali lagi ini bukan tontonan untuk anak-anak, mulut “Ted” mungkin lebih berbahaya dari narkoba sekalipun, membuat boneka Chucky justru terlihat seperti barbie. Oke, sekarang saya mau membeli boneka beruang dan berharap dia juga bisa bicara seperti “Ted”, akan saya ajak menonton “Ted” dan kita akan ngakak bareng.