Saya suka sama kamu, mungkin saya cinta sama kamu ~ Todi

Siapa saja yang pernah merasakan manisnya cinta, mungkin juga pernah mengecap rasa pahit disakiti, kembali oleh cinta. Siapa saja yang takut membuka diri untuk cinta, suatu saat ada waktunya ketika cinta menghampiri tanpa disadari dan tanpa diduga, mengetuk hati untuk membiarkan rasa manis itu untuk masuk dalam kehidupan. “Yours Truly” juga dibangun dari pondasi cinta (begitu pula pembuatan film ini yang pastinya penuh dengan cinta, semangat, dan totalitas), kita akan diperkenalkan sosok pria muda bernama Todi, seorang yang pekerjaannya mengetuk dari pintu satu ke pintu lain, dan bukan…dia bukan salesman melainkan pengantar bunga. Bukan juga pengantar bunga biasa, yang setelah mengantar bunga lalu pergi begitu saja, tempat Todi bekerja mengharuskan dia bernyanyi sebagai pengganti pesan yang biasanya tertulis di antara rangkaian bunga. Menarik tetapi sebetulnya pekerjaan tersebut justru sangat bertolak belakang dengan pribadi Todi yang bisa dibilang pendiam dan kikuk. Todi menyadari kekurangannya oleh karenanya sengaja mengambil pekerjaan itu untuk membuat hidupnya lebih “berwarna”, dan berkesempatan untuk bertemu dengan orang lain, tidak melulu berbicara sendiri dan merekamnya di  sebuah tape recorder, pekerjaan ini mungkin adalah sebuah terapi bagi pribadinya.

Pekerjaan ini tidak hanya sebuah kejutan bagi yang menerima bunga, karena dikirimi hadiah wangi dari seseorang disertai nyanyian, tetapi juga kejutan bagi si pengantar bunga, siapa lagi jika bukan Todi. Setiap dia mengetuk pintu, dia tidak pernah tahu siapa yang akan membuka pintu, bisa jadi seorang gadis cantik atau sosok Mince yang justru menarik-narik dia minta ditemani. Siapa sangka pada akhirnya seseorang di balik pintu berbalik mengetuk Todi, mengetuk hatinya. Kayla, nama gadis cantik itu, yang beberapa kali didatangi oleh Todi karena banyak sekali yang mengirimi dia bunga. Merasa tidak memiliki harapan karena banyak saingan, Todi sempat putus asa, namun hati yang sedang menggebu-gebu menggerakkan raganya untuk beraksi menyatakan cinta. Todi kali ini jadi pengantar untuk dirinya sendiri, mengantarkan bisikan hati yang malu untuk bilang “aku cinta kamu”, melalui perantara tape recorder, pesan itu akhirnya tersampaikan. Nah mereka pun jadian, tapi Todi tidak menyangka ternyata Kayla begitu “mengganggu”-nya, sifat Todi yang pendiam hanya bisa pasrah ketika Kayla terus mendominasi pembicaraan saat mereka berdua bertemu… apa yang selanjutnya dilakukan si pengantar bunga, apa Todi akan menjejalkan bunga kamboja ke mulutnya atau membungkam Kayla dengan memotong lidahnya, well itu hanya ada di kepala saya saja kok.

“Yours Truly” sepertinya begitu dekat karena ketika saya melihat Todi, sebenarnya saya juga melihat diri saya di cermin, seorang yang kikuk dan pendiam, jika Todi hanya bisa berbicara pada teman kesayangannya si tape recorder, saya punya kebiasaan menulis dan menulis hingga berhalaman-halaman, entah apa isinya. Sebuah curhatan yang oleh Todi diungkap dalam sebuah narasi membuka film ini, memperkenalkan seorang Todi kepada penontonnya, siapa dia, apa pekerjaannya, dan siapa dia yang sebenarnya. Itulah kenapa “Yours Truly” akhirnya berhasil menipu kita, memelintir kepala kita 180 derajat dengan twist-nya yang hebat, karena film ini juga berhasil menggiring para penonton layaknya domba, untuk masuk “kandang” yang sudah ditentukan. Elvira Kusno dan Ian Salim, duo sutradara suami-istri seharusnya memang pantas dilempari dua potongan jempol yang masih segar, karena dengan batasan 16 menit, cerita yang ditulis oleh Elvira Kusno & Ari Anastasia CHR ini berhasil diesekusi dengan tidak muluk-muluk, mengalir begitu saja, dan mampu diceritakan dengan baik.

Walau di awal-awal saya merasa alur filmnya agak lambat, tapi itu tidak mengurangi daya tarik “Yours Truly” yang sedang bersembunyi dibalik rimbunnya keromantisan dan perlahan-lahan berkonspirasi dibelakang penonton untuk menjungkir-balikan kecerdasan kita yang sedang berusaha menebak-nebak akan seperti apa film ini berakhir. Film ini saya akui pintar mengelabui dan membuat kita lengah untuk tetap percaya apa yang logis untuk dipercayai, bahwa Todi adalah seorang pengantar bunga yang kikuk dan pendiam, tapi apakah benar seperti itu? hmm jangan percaya apa yang kita lihat dan juga jangan percaya review ini (lho). Sekali lagi walaupun akhir cerita mudah ditebak ataupun sulit ditebak, membuat kita terkejut atau tidak terkejut, saya rasa yang seharusnya patut dipuji adalah proses dari A ke B, dan saya tahu tidak mudah bagi Elvira Kusno dan Ian Salim untuk membuat “Yours Truly” jadi seperti ini, membuat cerita dan twist seimbang, sama-sama menarik. Lalu ketika si twist akhirnya berhasil, dan kenyataannya memang berhasil, itu jadi seperti bonus, tentu saja bonus yang sangat menyenangkan. “Yours Truly” adalah film yang pada akhirnya membuat kita puas, karena telah disuguhi cerita yang tidak membuang-buang waktu dan diakhiri dengan wajah kita yang diludahi film ini.

Film pendek yang mengusung tema psychological horror/thriller atau saya lebih memilih untuk menyebutnya romantic horror/thriller, juga tidak hanya menonjol dari sisi cerita, tetapi juga memoles sisi teknis dengan baik. “Yours Truly” ditemani juga dengan sudut-sudut pengambilan gambar yang apik, memotret dengan baik karakter-karakternya, dan merekam dengan baik perubahan emosi mereka. Untuk urusan akting, Todi Pandapotan sebagai Todi si pengantar bunga memainkan porsinya dengan cukup baik, apakah sengaja atau tidak, dia cukup mewakili karakter yang diberikan kepadanya, kaku seperti robot untuk menekankan betapa kikuknya dia ketika berada dihadapan orang yang tidak dia kenal. Sedangkan, Kyla Pisita White yang bermain sebagai Kayla tidak begitu buruk, dia kaku di beberapa bagian dan mungkin karena aslinya blasteran, pengucapan bahasa agak kurang terdengar dengan jelas. Jika saja “Yours Truly” dibuat lebih panjang, semoga aja ada yang mau membiayai produksi film ini menjadi feature film, tentunya akan banyak porsi untuk menggali lebih dalam karakter Kayla dan Todi, memberi kesempatan mereka untuk menjalin chemistry yang manis. Untuk sekarang saya sudah puas dengan apa yang sudah dilakukan oleh “Yours Truly”. Sebuah film pendek yang memberi harapan dan bukti jika negeri ini masih punya orang-orang kreatif yang masih mau membuat tontonan yang berkualitas dengan semangat yang tinggi. Semoga saja di lain waktu saya akhirnya diberi kesempatan untuk menulis review film ini sekali lagi, tapi bedanya sebuah film panjang yang ditayangkan di bioskop seluruh negeri.

[youtube=http://www.youtube.com/watch?v=Ej-l6hlObCY]

Silahkan kunjungi Facebook Page “Yours Truly”, untuk info lebih lengkap tentang film ini, penasaran seperti apa filmnya, kalian bisa langsung tonton film ini gratis disini: www.cineetcetera.com 🙂