Selalu ada yang namanya pertama kali, tahun lalu saya tidak sempat mengumumkan film terbaik 2009 di blog ini (tahun-tahun sebelumnya juga nihil, walau pastinya setiap tahun punya daftar film-film pilihan). Jadi untuk pertama kalinya saya akan mengumumkan apa aja sih film terbaik pilihan tahun ini, 2010. Tahun ini bisa dibilang saya dibuat terkesan dengan banyaknya film-film animasi yang luar biasa bagus, sampai saya kesulitan untuk menentukan siapa yang terbaik. Di awal tahun saja, “How To Train Your Dragon” secara mengejutkan mampu dengan mudah mempesona saya dengan cerita, animasi, dan musik yang indah, menarik, dan unik. Setelah dibuat jatuh cinta oleh “Shutter Island”-nya Opa Martin Scorsese, Hiccup dan Toothless juga dengan mudah menjadi film yang dicintai. Dua film tersebut langsung memesan tempatnya di daftar film-film terbaik sekaligus membuat saya excited menunggu lebih banyak film bagus yang akan rilis di bulan-bulan berikutnya. Tentu saja sebelum terhibur oleh film-film keren, saya juga mengalami apa yang namanya dikecewakan, “Clash of the Titans” yang dari segi trailer bisa dibilang dikemas begitu aduhai dengan musik racikan “The Bird and The Worm” milik The Used, ternyata tidak mampu berbuat banyak untuk menjadi film yang diharapkan ketika filmnya dirilis. Jika trailernya pantas dikalungi salah-satu trailer terbaik tahun ini, tidak dengan filmnya, tidak seburuk itu tapi sukses mengkhianati ekspektasi saya.

“The Book of Eli” yang rilis dibulan April juga termasuk film yang mengecewakan bagi saya, tapi untungnya belum terjun bebas menjadi yang terburuk seperti “A Nightmare on Elm Street”, Washington masih mampu mengantarkan akting yang mumpuni dengan cerita yang juga cukup menarik walau sayangnya tidak dimaksimalkan, beruntung pesan kuat dan ending yang cukup mengejutkan masih bisa menyelamatkan film ini. Tahun ini ada film yang membuat kita bernostalgia dengan “Gladiator”, Ridley Scott dan Russell Crowe kembali, bedanya kali ini tidak lagi menceritakan pahlawan berseragam petarung dari Romawi, tetapi pahlawan legenda sang “pelayan” rakyat miskin berasal dari Inggris yang terkenal dengan kelihaiannya bermain busur dan panah. Yup saya membicarakan “Robin Hood”, cukup menghibur namun Crowe sepertinya harus melatih ulang bidikan panahnya dan Scott kurang mengasah pedangnya, alhasil tidak ada yang istimewa dengan film ini, termasuk perang-perangannya. It’s a bird it’s a plane… bukan itu “Iron Man 2”, woo-hoo! Jon Favreau & Robert Downey Jr kembali tahun ini dengan koper yang bisa berubah menjadi armor baja yang ciamik, plus mengajak Mickey Rourke untuk menjadi penjahat yang badass, Ivan Vanko. Jangan lupakan, bulan April juga punya film terbaik, “The Ghost Writer”, sebuah film thriller politik besutan Roman Polanski.

Tahun ini juga sungguh istimewa karena untuk pertama kalinya diadakan Festival Film Turki, walau statusnya masih percobaan, tapi saya beruntung bisa melihat film-film Turki yang bagus, termasuk dua film istimewa “Vizontele” dan “My Father & My Son”. Okay selain Iron Man, bulan Mei juga diramaikan oleh kehadiran superhero lain, tapi kali ini tanpa kekuatan manusia super. “Kick-Ass” muncul tidak hanya membasmi kejahatan tapi juga berhasil merayu saya untuk menjadikannya salah-satu yang terbaik di tahun ini, well sebenarnya bukan dirayu secara lembut tetapi dengan todongan peluncur roket Hit-Girl. “Prince of Persia: The Sands of Time” menutup bulan Mei dengan sajian yang tanggung, setidaknya cukup menghibur dengan hadirnya Gemma Arterton :p sedangkan bulan Juni dibuka dengan “Tekken” yang tidak ketulungan jeleknya. Namun akhirnya memori buruk tersebut bisa hilang dalam sekejap ketika Pixar mengajak saya kembali bermain dengan Woody dan Buzz dalam “Toy Story 3”. Kembali animasi merajai box office dan sanggup memenuhi hati saya dengan cinta lewat film yang sangat menyentuh ini, Pixar melakukan keajaibannya lagi tahun ini lewat mainan-mainan mereka yang berharga.

“Knight and Day”, film action-comedy yang dibintangi duo Tom Cruise dan Cameron Diaz menutup bulan Juni dengan sajian-sajian aksi yang lumayan menghibur dan kocak, tetapi jika dibandingkan dengan “Date Night” yang lebih dulu hadir di bulan April, saya lebih menyukai film yang dibintangi duo komedian Steve Carell dan Tina Fey tersebut. Lanjut ke bulan Juli, “The Karate Kid”, selain sudah salah kaprah dengan memakai judul dengan embel-embel karate daripada kungfu yang nyatanya mendominasi film ini, film yang dibintangi Jackie Chan dan Jaden Smith ini bisa dibilang sebuah “adaptasi” yang buruk. Berbeda dengan “The A-Team” yang sama-sama lahir dari sebuah adaptasi serial televisi terkenal di tahun 80-an. Film yang bertemakan action dengan sekumpulan orang-orang yang jago dalam bidangnya masing-masing tersebut sukses menjadi film, memang tidak terbaik tetapi menyenangkan dengan segala tingkah Kolonel Hannibal dan kawan-kawan pasukan elitnya. Tahun ini juga akan diramaikan oleh film-film sejenis, berikutnya akan muncul “The Expendables” yang mengumpulkan pria-pria stereoid jawara film-film action dan juga disusul dengan “RED: Retired, Extremely Dangerous” dengan tim yang tidak kalah gila, terdiri dari orang-orang tua yang menolak dibilang tua dan masih hafal bagaimana caranya membunuh, kapan lagi melihat Helen Mirren menembakkan senapan mesin M2 kaliber 50 atau John Malkovich yang luar biasa kocak.

Animasi kembali berjaya dengan dirilisnya “Despicable Me”, ketika studio besar seperti Pixar dan DreamWorks Animation sedang memperebutkan posisinya sebagai yang paling berjaya di dunia animasi, tiba-tiba studio kecil llumination Entertainment menyusup di dalam kerumunan dan berhasil mencuri perhatian dengan tingkah Gru dan juga Minion, ah siapa yang bisa melupakan makhluk mungil berwarna kuning ini. Nah di bulan Juli, saya juga tidak bisa melupakan dosa Nolan dengan “Inception”-nya, dengan seenaknya menanamkan ide film mind-blowing dan membiarkan saya terlena dalam dunia mimpi, inilah film yang menurut saya paling banyak diperbincangkan orang setelah tentunya mereka berhasil keluar dari bioskop, tidak hanya sehari, tapi berminggu-minggu, luar biasa pencapaian Nolan kali ini. Bulan Juli pun ditutup dengan film yang lagi-lagi saya anggap menyenangkan, dunia sihir dalam “The Sorcerer’s Apprentice”. Sayangnya hal menyenangkan tersebut tidak dilanjutkan oleh ”The Last Airbender”, Shyamalan benar-benar membuka bulan Agustus dengan kekecewaan kelas berat, film yang diadaptasi dari seri kartun Avatar ini sukses menjadi salah-satu film terburuk di tahun 2010.

“The King of Fighters” dan “Resident Evil Afterlife” menyusul menjadi yang terburuk di tahun 2010. Kedua film yang sama-sama diadaptasi dari permainan video game ini tidak hanya mengkhianati para penggemar game-nya tetapi juga sukses membuat cerita yang mengada-ada, membuat penontonnya tertidur bosan. Memasuki bulan Oktober, kita akan disambut dengan “Legend of the Guardians: The Owls of Ga’Hoole”, film animasi yang menyenangkan, terima kasih kepada Zack Snyder yang berhasil mengemasnya dengan menarik, kelam layaknya menonton pasukan Sparta dalam bentuk burung-burung hantu. Animasi juga lagi-lagi mendominasi tahun 2010 dengan rilisnya “Megamind” pada bulan November, senjata terakhir DreamWorks Animation ini memang tidak sebaik cerita naga yang bersahabat dengan seorang anak Viking yang kurus, tapi cukup menghibur dengan kisah unik yang fokus pada seorang penjahat super bernama yah seperti judulnya.

Akhirnya jejaring sosial paling gaul (sebentar lagi atau memang sudah akan tergantikan oleh twitter :p) Facebook, dibuatkan filmnya. Tapi tunggu dulu ini bukan film yang akan menjabarkan dengan detil bagaimana menjadi populer lewat facebook, atau caranya kita membuat status tidak penting dalam sejarah, ini adalah kisah dimana cinta, persahabatan, pengkhianatan, dan persaingan dikemas dengan mempesona, sampai-sampai kita akan meng-klik tombol like, men-sharing-nya di wall facebook, dan menyebarnya dalam 140 karakter di twitter. David Fincher membuat saya yang sudah ogah-ogahan main facebook kembali menengok akun saya di facebook setelah menonton “The Social Network”, film yang luar biasa, salah-satu yang terbaik di 2010, beruntung saya bisa menontonnya pada menit-menit terakhir, hampir saja melewatkannya di bioskop.

Memasuki bulan November-Desember tentunya jadi momen yang sangat dirindukan dan paling ditunggu-tunggu, karena pada dua bulan inilah kita kedatangan tamu istimewa, festival-festival film yang saling berurutan hadir untuk memuaskan dahaga para penikmat film. Festival Film Eropa selalu menjadi pembuka dengan membawa film-film Eropa yang tentunya berkualitas, beruntung tahun ini saya bisa melahap lebih banyak film jika dibandingkan dengan tahun lalu, namun yang paling berkesan adalah dua film ini: “The World is Big and Salvation Lurks Around The Corner” menghadirkan sebuah perjalanan kakek dan cucunya yang tidak hanya mengajarkan indahnya kehidupan tetapi juga unik-nya hubungan mereka, diselingi cerita masa lalu yang menarik, film ini juga seperti film Eropa pada umumnya sukses mempotretkan keindahan lanskap pemandangannya dengan sempurna. Film lainnya adalah “Soul Kitchen”, sekali lagi saya dibuat jatuh cinta dengan Fatih Akin dan karya-karyanya dari dokumenter musik yang memperkaya wawasan saya akan budaya Turki sampai kehidupan kelam yang biasanya jadi tema sutradara Jerman keturunan Turki ini, saya suka dengan “Solino” dan “The Edge of Heaven”, sekarang pun dengan tema yang sedikit berbeda yaitu komedi, “Soul Kitchen” begitu mudah untuk dirangkul dan dinikmati. Pemutaran film ini di pusat kebudayaan Belanda, Erasmus Huis, pun tidak akan terlupakan, momen dengan atmosfir menonton yang gila!

Kegembiraan festival pun dilanjutkan oleh hadirnya INAFFF dan JIFFEST, “Mutant Girls Squad”, “Dream Home”, dan “Monsters” adalah film yang paling berkesan dari INAFFF, sedangkan JIFFEST menawarkan “Outrage” dan “Uncle Boonmee Who Can Recall His Past Lives” yang langsung menjadi film terbaik saya di festival tersebut. Di penghujung akhir tahun pun masih tersisa film-film yang menyenangkan seperti “Devil”, lalu “Rapunzel” melengkapi dominasi animasi di tahun 2010 dengan kisah dan animasi yang indah. Selanjutnya “Buried” tidak hanya menjadi film yang luar biasa mengejutkan dengan pemain, lokasi, yang itu-itu saja tetapi juga menjadi film dengan ending terbaik. Saya juga dihibur dengan kisah cinta bocah antara anak laki-laki dengan seorang vampir dalam “Let Me In”, sebuah remake yang bisa dibilang menyamai apa yang dicapai oleh film aslinya. “Tron Legacy” sukses mengajak saya ke dunia permainan, memanjakan saya dengan atraksi akrobatik visual efek, dikolaborasikan dengan musik Daft Punk yang menghipnotis. That’s it perjalanan selama satu tahun penuh yang saya rangkum untuk mengingatkan betapa hebatnya tahun 2010, jadi diantara film-film hebat tersebut saya harus memilih 10 film yang memang menurut saya paling berkesan, sulit memang untuk memilih tapi inilah film terbaik pilihan saya tahun 2010 — enjoy!

>>>> 10 Film Terbaik di Tahun 2010