I love it when a plan comes together. ~ Col. John ‘Hannibal’ Smith

Kolonel John “Hannibal” Smith (Liam Neeson) memimpin sebuah kesatuan khusus di angkatan darat Amerika Serikat, menjalankan misi berbahaya dengan strategi yang tidak biasa adalah keahliannya, dia ahli menyusun siasat dan taktik. Bersama dengan tim yang juga tidak “normal” terdiri dari Letnan Templeton “Faceman” Peck (Bradley Cooper) yang mahir “menipu” untuk memperoleh yang dia inginkan, Sersan B.A. “Bad Attitude” Baracus (Quinton “Rampage” Jackson) yang merupakan “otot” dati tim ini walau tidak suka terbang, dan Kapten H.M. “Howling Mad” Murdock (Sharlto Copley) yang bisa dikatakan “badut”-nya tim ini dan berubah “sinting” jika sudah berada di bangku pilot pesawat. Gabungan nama-nama ini, yang dikenal juga dengan “The A-Team”, sudah menjadi jaminan sebuah misi akan 100% sukses. Sayangnya, Hannibal dan kawan-kawan harus rela menelan pil pahit ketika misi terakhir mereka ternyata adalah sebuah jebakan. Tidak hanya kehilangan pangkat, mereka juga sekarang dicap sebagai penjahat perang.

Nama baik yang tercoreng, hukuman 10 tahun di penjara yang terpisah, dan orang yang bisa bersaksi jika mereka tidak bersalah sudah tewas, tentu saja menjadi alasan yang kuat untuk mencari siapa dalang kejahatan yang sebenarnya dan melakukan balas dendam, namun sebelum itu mereka harus bisa melarikan diri dari penjara. Beruntung masih ada agen CIA bernama Lynch (Patrick Wilson) yang membantu Hannibal untuk kabur dan akhirnya menyatukan kembali “The A-Team”. Waktunya untuk menyusun rencana yang matang untuk berburu sang “rubah” licik dan mengambil apa yang seharusnya menjadi milik mereka, yaitu sebuah “plat” cetakan uang dolar yang sebelumnya menjerumuskan mereka ke penjara. Sebuah misi yang sangat sepadan dengan “hadiah” yang akan mereka peroleh, yaitu pemulihan nama baik. Misi ini tentu saja tidak akan mudah, seorang agen dari departemen pertahanan, Carissa Sosa (Jessica Biel), mengekor para buronan ini. Apakah “The A-Team” akan berhasil menangkap otak dibalik konspirasi ini, atau justru mereka akan kembali “tertangkap” dengan jebakan lain?

“In 1972, a crack commando unit was sent to prison by a military court for a crime they didn’t commit…” kutipan narasi tersebut berasal dari pembuka “The A-Team” versi acara di televisi. Butuh lebih dari 20 tahun sampai akhirnya serial yang terkenal di tahun 80-an ini diangkat ke layar lebar. Joe Carnahan (Smokin’ Aces, Narc) yang berada di bangku sutradara tentu harus punya nyali besar seperti Hannibal dan kawan-kawan, karena misi kali ini tidak hanya istimewa karena ini adalah sebuah adaptasi dari serial yang bisa dikatakan legenda televisi, tetapi juga ia akan memikul beban berat untuk bisa merebut hati para fans “The A-Team” di seluruh dunia. Bagaimana Joe menyusun taktiknya untuk film ini akan sangat menentukan hasil akhirnya nanti, apakah itu berhasil bercokol di box office dan memenangkan “perang” musim panas atau justru gugur di medan laga?

Menembaki pesawat dengan tank mungkin hal yang normal, tapi ketika tank tersebut berisi orang-orang gila bertato “rangers”, pertempuran itu menjadi tidak terlihat normal karena tank tersebut sedang terjun bebas di angkasa. Atraksi liar tersebut hanya salah satu contoh sajian action yang telah dipersiapkan Joe di film yang juga diproduseri oleh Tony dan Ridley Scoot ini. “The A-Team” memang akan memanjakan kita dengan adegan-adegan action super-seru dan super-liar, formula kecerdikan Hannibal akan teracik apik dengan aksi-aksi gila Faceman, B.A, dan juga Murdock dalam upayanya menuntaskan misi memompa adrenalin kita untuk sampai ke level tinggi. Sajian laga yang sama sinting dengan otak Murdock ini, terbukti memang akan memancing rasa decak kagum, saya sendiri beberapa kali terpesona, terkejut dan bertepuk tangan, menandakan hiburan yang disajikan Joe berhasil tersampaikan dengan jempolan. Joe juga ternyata tidak lupa untuk menurunkan tensi film ini dengan beberapa humor “cerdik” yang terselip dengan pas. Faceman dan kawan-kawan ternyata bisa juga menjadi “badut-badut” lucu yang siap membuat kita tertawa, termasuk Murdock yang memang menjadi pusat perhatian karena kelucuan, kegilaan, dan tentu saja cara dia menerbangkan pesawat ataupun helikopter.

Mauro Fiore yang sebelumnya menangani “Avatar” dan memang sudah berpengalaman dalam “mengendalikan” kamera di film-film action, tampaknya berhasil menangkap momen-momen istimewa film ini. Adegan berseluncur di sebuah gedung dan masih banyak adegan seru lainnya makin terlihat “menggiurkan” di tangan Mauro. Semua “euphoria” ketangguhan para mantan pasukan angkatan darat ini pun terbalut “jantan” lewat musik yang diarahkan oleh Alan Silvestri, termasuk didalamnya kita akan dibuat kembali bernostalgia dengan musik khas “The A-Team”. Menegangkan dan sesekali dibuat tertawa sepertinya menjadi rencana awal dari Joe untuk menyembunyikan jalan cerita yang bisa dibilang mudah ditebak. Tapi mari kita lupakan ceritanya yang ringan atau klise atau apapun itu, karena saya datang ke bioskop memang bukan untuk berharap dengan plot cerdas dengan tumpukan twist hebat. Sebaliknya saya rindu dengan ledakan action yang sanggup menggoncangkan kursi dimana saya duduk. Itu sudah cukup!

Lalu bagaimana Liam Neeson memerankan pimpinan para A-Team ini?, sebagai seorang ahli strategi, Liam dapat dengan mulus memaikan “taktik” berakting, luwes melakonkan seorang Hannibal yang notabennya “mastermind” seluruh aksi sinting kelompok ini. Faceman diperankan dengan humoris oleh Bradley Cooper, sedikit mengingatkan kita dengan aktingnya di “The Hangover” tapi tentu saja minus karakter Alan Garner. Partner memancing gelak tawa penontonnya kali ini datang dari Sharlto Copley sebagai Murdock yang total dalam urusan membuat segalanya menjadi konyol. Pemeran Wikus dalam film fiksi ilmiah “District 9” ini adalah kebalikan dari Hannibal, otaknya cerdas tidak untuk membuat kita terkagum-kagum namun tertawa dengan aktingnya yang penuh canda. Terakhir ada  Quinton “Rampage” Jackson yang dipercaya menggantikan Mr.T untuk memerankan karakter yang bisa saya bilang merupakan maskot serial tvnya dulu. Walau tidak lagi penuh dengan kalung emas berpuluh kilogram, Rampage bisa memberikan image yang lebih segar untuk karakter ini. Poin pentingnya adalah keempat karakter film ini dimainkan dengan sangat “bad-ass” dan filmnya apa masih perlu dijelaskan lagi, “The A-Team” adalah hiburan paling gila tahun ini.