Nobody follow us or I kill myself and then her! ~ Roy Miller

Jika pada beberapa bulan yang lalu pasangan komedian Steve Carell dan Tina Fey sukses mengocok perut kita lewat “Date Night”, kali ini “Knight and Day” hadir mengusung formula serupa yakni mencampur action dengan komedi. Berbeda dengan film karya Shawn Levy tersebut, film ini tidak mencoba mengekor dengan memasang aktor dan aktris yang memang “fasih” dalam urusan komedi, sebagai gantinya ada Tom Cruise dan Cameron Diaz. Seperti yang kita tahu bersama Cruise sendiri dikenal sebagai aktor yang spesialisinya melakoni film-film laga, sebut saja franchise “Mission Impossible”. Tapi bukan berarti dia tidak bisa memerankan karakter lucu, coba lihat kembali film “Tropic Thunder”, yah mungkin sebagian orang tidak sadar jika Les Grossman adalah Cruise. Sedangkan Diaz sendiri telah beberapa kali main dalam film bertema komedi romantis (The Holiday, What Happens in Vegas) dan jika berbicara soal film laga, semua orang pasti ingat perannya di dua film Charlie’s Angel. Jadi sepertinya tidak usah diragukan jika keduanya akan cocok-cocok saja dipasangkan dalam film ini.

Apakah ini sebuah kesialan atau justru berkah? ketika June Havens (Diaz) ditakdirkan “bertabrakan” dengan Roy Miller (Cruise) di sebuah bandara. Pertemuan awal yang tidak begitu mengesankan bahkan bisa dianggap sebagai mimpi buruk berlanjut ketika June terus saja mendapati dirinya selalu “terjebak” bersama Roy, dari kejar-kejaran hebat di jalan bersama dengan agen pemerintah sampai dirinya dijadikan sebagai sandera “palsu” hanya supaya Roy bisa menjelaskan siapa dia yang sebenarnya kepada June. Diketahui belakangan Roy mengaku dirinya dikhianati oleh biro-nya sendiri karena ia membawa barang yang diinginkan oleh semua orang. Sebuah batere ajaib yang memiliki kekuatan besar, barang bernilai tinggi inilah yang diincar oleh oknum agen lain dan juga oleh para sindikat pedagang senjata ilegal. Ketika June hanya ingin pulang dan menghadiri acara pernikahan adik perempuannya, Roy “memaksa” June untuk terus bersamanya. Mereka berdua pun terlibat dalam berbagai macam situasi yang berbahaya, dikepung oleh para penjahat yang mengincar batere sekaligus dikejar oleh para agen-agen CIA.

Pemilihan Tom Cruise dan Cameron Diaz dibarisan depan jajaran pemain adalah langkah tepat, langkah berikutnya sungguh brilian ketika keduanya dipasangkan sebagai duo Roy dan June. Hasilnya adalah sebuah percikan “chemistry” yang terpancarkan begitu kuat dari mereka berdua. Untuk mengingatkan ini bukan kali pertama Cruise-Diaz berada dalam satu layar, 9 tahun yang lalu mereka beradu akting di “Vanilla Sky”, jadi menarik sekali bisa melihat akting keduanya disatukan kembali. James Mangold yang sebelumnya membesut “3:10 to Yuma”, “Walk the Line”, dan “Girl Interrupted” sepertinya tahu betul bagaimana mengarahkan Cruise-Diaz untuk terus memegang kendali atas penonton-nya, melebur keduanya tidak hanya ke dalam adegan-adegan laga tetapi juga mengasah kemampuan humoris mereka untuk upayanya menggelitik urat tawa penonton. James pun tidak lupa menambahkan bumbu-bumbu romansa, Cruise dan Diaz pun sepertinya juga berhasil melaksanakan pekerjaan rumahnya untuk urusan adegan-adegan percintaan.

Perasaan menyenangkan memang cukup melekat ketika saya disuguhkan aksi-aksi jagoan Cruise dan kelucuan yang berasal dari kebodohan Diaz. Ketika esekusi James Mangold terkesan begitu penuh klise dan banyak melempar segala sesuatu yang serba kebetulan dan tidak mungkin, saya menjadi lupa dengan segala nilai minus yang “mengotori” film ini. Karena seperti apa yang sudah saya utarakan, Cruise dan Diaz berhasil tersorot dengan baik akhirnya cukup sukses mendongkrak sesuatu yang mestinya biasa menjadi hiburan yang menarik untuk ditonton. Membuktikan strategi untuk menjadikan mereka daya jual di film ini cukup berkhasiat. Kelucuan mereka berdua yang tidak terlalu dilebih-lebihkan menjadi suatu yang menghibur, apalagi terkadang beberapa celetukan dari Cruise ataupun Diaz terdengar pintar dan tak pelak menghadirkan tawa di sela-sela adegan laga yang dipenuhi hamburan peluru dan bola-bola api dimana-mana.

Sebagai tontonan yang seutuhnya, film ini memang akan terpojokkan dan mungkin saja membuat Tom Cruise sedih karena filmnya “flop” di pasaran. Walau sudah menciptakan hiburan dari pasangan gila ini, film yang juga menhadirkan aktor Peter Sarsgaard sebagai oknum CIA yang musuh Cruise-Diaz ini tidak meninggalkan keistimewaan kecuali dari kedua pemain utamanya. Humor-humornya memang tidak murahan dan adegan laga-nya lumayan terkemas dengan kadar ketegangan yang pas, sayangnya semua itu terbungkus dengan plot yang bisa dibilang kadaluarsa. Tidak ada yang baru di film ini jika berbicara soal jalan ceritanya, apalagi saya masih bingung dengan alasan Cruise memilih June sebagai “korban”-nya atau ini hanya saya saja yang ketinggalan sesuatu. Barang yang menjadi incaran para CIA dan juga sindikat penjahat juga terlihat tidak begitu penting, terkesan hanya dijadikan sebagai umpan untuk memancing plot untuk bisa terus berjalan sampai berakhir di menit ke 110.

Layaknya mata pisau yang tak pernah diasah dan semakin tumpul, film ini tak lagi bisa menghadirkan “sayatan-sayatan” yang sama seperti apa yang dilakukannya ketika dalam perjalanan serunya di awal sampai di pertengahan film. Seperti juga Roy yang kehabisan amunisi, film ini kehilangan sasaran-sasaran tembaknya. Daya ledaknya semakin menciut ketika tiba pada saatnya untuk mengakhiri petualangan Roy dan June. Beruntung film ini punya aktor berkelas seperti Tom Cruise dan Cameron Diaz yang telah berjasa dalam menyelamatkan film ini dari keterpurukan. Akting keduanya yang memang diberikan porsi lebih daripada yang lain telah dimanfaatkan dengan baik, terbukti dengan tampilan fisik yang tidak semenarik dulu, mereka masih bisa mencuri perhatian penonton dengan tampil maksimal dan menghibur dalam setiap adegan ke adegannya. “Knight and Day” memang bukan suguhan menu musim panas yang istimewa tetapi racikan resep aksi laga dan balutan komedinya masih berada di daftar “menghibur” itu pun berkat duo Tom Cruise dan Cameron Diaz, enjoy!