Dalam tradisi Minangkabau, setiap anak laki-laki suatu hari akan pergi meninggalkan tanah kelahiran mereka dan berjalan mencari pengalaman hidup. Pengalaman hidup yang akan membuatnya menjadi lelaki sejati.
Sepenggal kalimat pembuka dari Merantau, mengantarkan kita ke tanah Minangkabau, Sumatera Barat. Di tempat inilah seorang pemuda bernama Yuda (Iko Uwais) tinggal bersama Ibu dan Kakaknya. Tradisi mengharuskan pemuda yang sehari-hari bekerja di ladang milik keluarga ini dan berlatih silat, untuk merantau dan meninggalkan tempat dimana dia tumbuh. Berbekal ilmu beladiri “Silat Harimau” yang sangat dikuasainya serta doa restu dari Ibu dan Kakaknya, Yuda memulai langkahnya untuk menaklukan kota Jakarta.
Setibanya di kota besar, kenyataan berkata lain. Apa yang dibayangkan Yuda sebelum dia menginjakkan kakinya di ibukota, ternyata jauh berbeda dengan apa yang dia lihat dan rasakan. Setelah menemukan alamat yang ada di catatannya sudah tidak berbentuk rumah dan tidak ada seorangpun yang bisa dia hubungi, Yuda harus merelakan tidur di tempat yang tidak layak. Hari berikutnya, keberuntungan belum berpihak kepadanya. Mimpinya untuk mempunyai tempat melatih silat sendiri tampaknya harus dia simpan dulu. Satu masalah belum selesai, Yuda malah bertemu dengan masalah baru. Dia harus mengejar anak kecil yang mengambil dompetnya. Anak kecil yang kelak diketahui bernama Adit inilah yang membawa “Sang Jagoan” untuk memulai aksi kecilnya.
Yuda berusaha menolong seorang perempuan bernama Astri yang ternyata adalah kakak dari Adit yang sempat dikejarnya. Mengeluarkan sedikit keahlian silatnya, Yuda berhasil memberi pelajaran kecil pada Johni, orang yang berlaku kasar pada Astri. Namun pertolongan spontan Yuda tampaknya tidak diterima oleh perempuan yang baru saja ditolongnya ini. Astri malah marah karena dia berpikir kalau “sang pahlawan kesiangan”-nya itu sudah membuatnya kehilangan pekerjaan. Dari pertemuan tak manis inilah, Yuda akan memulai petualangan barunya di sisi hitam kota Jakarta. Berpegang teguh pada nilai-nilai kebenaran dan ucapan ibu tercinta di kampung halaman yang selalu diingatnya, nampaknya kejahatan akan bertemu lawan tandingnya kali ini. Lawannya itu bernama Yuda.
Apa yang gw saksikan dari Merantau selama 2 jam lebih adalah sebuah perjalanan menarik dari film Indonesia. Tentu saja, ini adalah film yang gw tunggu-tunggu untuk segera ditonton karena menawarkan sesuatu yang jelas berbeda. Maka pantaslah kalau gw memilih film yang mengeskplorasi keindahan alam Indonesia dan seni beladiri asli dari bangsa kita ini untuk sekali lagi jadi alasan gw pergi ke bioskop menonton film Indonesia.
Ditengah kejenuhan film-film tidak bermutu dan tidak berkualitas yang biasanya membawa tema horor dan komedi “dewasa”. Merantau hadir dengan mengusung genre action, kerinduan dan dahaga gw sebagai penikmat film berisi baku hantam dibayar sudah oleh film ini. Gw yang sudah lupa kapan terakhir menonton film action Indonesia, salut dan memberikan nilai plus dengan film yang berani berjalan di sisi berbeda dengan modal seni beladiri pencak silat ini. Lalu apa yang sebenarnya menarik dari film ini? Kekuatan apa yang dipunyai film ini? adakah kekecewaan dan kekurangan dari film ini?
Film ini memang punya elemen-elemen pendukung yang bisa membuat film ini menarik untuk ditonton dari awal sampai ending. Dari segi action sudah jelas itulah modal terkuat dan menjual dari film ini, gw berdecak kagum dengan variasi perkelahian yang ditampilkan Iko Uwais yang berperan sebagai Yuda. Pencak Silat yang dipertontonkan sungguh luar biasa, memanjakan mata ini dengan aksi-aksi Yuda untuk bertahan, mengelak, dan menyerang musuh-musuhnya. Gerakan-gerakannya yang terkadang tidak biasa, keluwesan dan spontanitas Yuda dalam beraksi di percantik juga dengan angel kamera yang ciamik. Gw emang bukan ahli dalam silat dan tehnik mengambil gambar, tapi sesuai dengan apa yang gw lihat, silat di film ini betul-betul indah. Semakin bangga gw dengan pencak silat.
Sekilas gw sebut soal “ngambil gambar” sebelumnya. Yup!! pengambilan gambar di film ini juga bisa dikatakan baik dalam menangkap setiap adegan demi adegan perkelahian dan pergerakan Yuda yang notabennya penuh kejutan. Film ini juga banyak disuguhkan aksi-aksi seru yang kreatif, kadang diselipkan juga komedi yang menurut gw lumayan lucu.
Kelebihan film ini belom selesai, gw paling suka faktor pendukung yang satu ini. Bag-Big-Bug!!! Praaaaang!!! Memang seperti inilah seharusnya film action, Sound Effectnya di film ini benar-benar dasyat. Suara-suara pukulan kadang bikin gw merasa terpukul juga. Kaca pecah, bantingan kursi, pukulan mengenai tulang, jadi semakin nyata aja adegan perkelahiannya.
Sisi akting para pemainnya bisa dibilang lumayan, yang paling menonjol memang Iko Uwais. Selain pandai bermain silat disini, Si Jagoan di film ini juga bisa mengimbanginya dengan akting yang tidak kaku. Malah menurut gw dia bisa memerankan tokoh Yuda dengan baik. Christine Hakim, walau perannya sedikit, tapi jempolan deh buat peran Ibu yang ditinggal pergi anaknya. Sebagian besar pemainnya sangat mendukung, memang tidak istimewa dalam berakting tapi yang jelas cukup bisa membawakan perannya dengan baik.
Nah lho!! Gw malah terganggu dengan akting Astri, entahlah peran dia sok kasar dan tidak tahu terima kasih terasa aneh di film ini. Jujur cewek ini seharusnya jadi peran tidak penting alias pemanis aja, tapi kenyataannya hehehe malah sebaliknya. Asli gw nga dapet “feel” sedih ketika dia beradu akting dengan adiknya. Feel itu malah gw dapetin ketika The Last Battle, tapi justru bukan dari si Astri tapi dari Mister Boss.
Film ini memang tidak sesempurna apa yang dibayangkan. Durasi yang lama mengakibatkan tensi yang seharusnya tinggi oleh faktor action jadi turun naik. Ketika kita disuguhkan perkelahian yang seru, seketika itu juga adegan berpindah menuju drama-nya film ini. Adegan yang di-dramatisir untuk membuat penonton tersentuh memang sah-sah saja, tapi penempatannya kadang mengganggu. Lagi-lagi faktor Astri, mencoreng drama di film ini dan mungkin keseluruhan film. Satu sisi gw menyukai drama yang ingin disisipkan sang sutradara, gw bukan orang yang anti-drama di film action. Gw akan nikmatin drama itu sebagai sebuah hiburan tambahan. Tapi jelas kenikmatan gw sedikit buyar dengan tokoh “gadis yang harus ditolong” ini. Untungnya masih ada adegan-adegan menyentuh lain yang bisa gw nikmatin. Jadi drama di film ini sebenarnya bisa saja dibuang hehehehe. Semoga versi 106 menit untuk rilis di internasional bisa memperbaiki kekurangan yang ada.
Secara keseluruhan, Merantau adalah film yang patut ditonton. Cerita yang ringan dan tidak berbelit-belit yang memang diperuntukan untuk hiburan jadi alasan tepat untuk menyaksikan film ini. Toh gw juga adalah penonton biasa yang butuh hiburan yang enjoy-able. Bukan datang untuk menonton dan mencaci filmnya habis-habisan. Munafik jika gw bilang ini adalah film jelek secara utuh. Karena gw betul-betul puas dengan film ini dengan sedikit kekurangan yang ada. Semoga Merantau dengan genre actionnya bisa jadi trendsetter baru di perfilman Indonesia dan kedepannya jadi banyak bermunculan film-film sejenis. Tentu saja dengan kualitas yang lebih baik. Alternatif untuk menonton kan jadinya makin lebar, tidak hanya genre yang itu-itu saja. Enjoy!!! Ciaaaaaaaaaaaaaaaat!!!
——————————-
Rating 3.5/5
diandra
review yg sangat lengkap bun.. Good job!
salute for Iko Uwais, pendatang baru yg ganteng (hehehe) tp aksinya di film ini dah cukup berbobot!
radith
punya jagoan baru nih yeeeee 😛
diandra
and yes.. he still recognize me! weeeeeeeewww…. 🙂
bangmupi
Sebuah film Indonesia yang mampu membuat gua kembali nonton film Indonesia di bioskop. Dan ga nyesel lah nonton film ini. MEmang masih banyak kekurangannya.
Tapi sudah berada di jalur yg benar.
Salam kenal 😀
radith
semoga ada film2 sejenis yang muncul nanti…
tapi kualitas harus lebih baik..
hidup perfilman Indonesia yang lebih baik 🙂
Milla
Film ini lumayan asik sih untuk ukuran film action lokal. waktu nonton gw ngerasa terhibur sih, meskipun ada beberapa yg gw catet:
satu, gw baru sadar kalo cerita film ini tipikal film2 action taiwan bangeettt. hehehe. ya nggak sih? ceritanya cowok baik2 yg jago bela diri, merantau ke kota, ketemu cewek troublemaker yg ngga tega kalo dibiarin sendirian tapi ujung2nya mati juga meskipun happy ending buat si cewek. don’t cha think? ato ini gw aja yg kebanyakan nonton film action taiwan yak?
dua, aksi bela diri yg bener2 bela diri asli indonesianya dikittt, kayak silat2 minang yg cuman diliatin di awal doang, selebihnya ya bela diri biasa, kayak film2 action luar.
tiga, ada yg agak ngga masuk akal sebenernya, kan si boss itu termasuk ketua geng yg cukup gede ya, masa iya dia ngga punya banyak pistol atau seenggaknya banyak anak buah yg megang pistol gitu, jadi ngga usah pake berantemn2an segala sama si yuda yg cuman seorang. tinggal narik pelatuk doang gitu. soalnya kalo berantem pake tangan kosong ya pasti menang yuda laahhh, kan dia jagoannya! oh tapi ngga seru ya ntar kalo jagoannya mati cepet? hehehe 😀
empat, ternyata banyak juga adegan berdarah-darah yg cukup bikin gw puas! hehehe, contoh: tertembaknya si temen yuda di lift itu [gw lupa namanya] yg banyak darahnya, yippeeyy, terus ditusuknya yuda sama bule di akhir cerita pake batangan besi yg lumayan gedee. eyuukss.
lima, jagoannya ganteng 😛
overall cukup keren dan menghibur, gw suka! 😀
WewW
Berhasil nonton versi 107 menit uy kemaren pas di Inafff.. Filmnya jadi beneran Fast Paced, fokus ke Yuda banget pokoknyah..
@Milla:
Satu, ampir semua pelem action kayak gitu dah.. Tapi emang sih sutradaranya sendiri ngaku kalo dia terINSPIRASI dari film Hongkong.
Dua, liat kuda-kudanya, setiap nangkis selalu tangan terbuka. Itu Silat! Dan banyak banget perkelahian di Ground alias di bawah gitu. Silat banget!
Tiga, Yeah, pelemnya bukan tentang geng2an sih, ga kayak Serigala Terakhir. Heuheu..
Empat, namanya Eric. Wekeke..
Lima, makasih.. *ditabok*
caca
wawwwwwwwwww gw banga ma film indonesia yang sekarang gokil gokil gw salu knp gak dari dulu sihhhhhhhhhh
kyla
iya gokil gokil ?????????????????//orang yang gak kenal tapi dy selametin agar gak di juallllllllllllllll wawwwww kalo gak nonton gw nyesel banget …………………………… nizzzzzzzzzzz
cakra
cukup banggalah dengan film ini…walaupun gak istimewa tapi untuk ukuran action indonesia menurut gw ini bagus menghibur..tapi ceritanya agak-agak gmnaaa ya…biasa. maju teruslah film action indonesia
eca
bangus banget, eca minta izin buat jadi bahan tugas B.Indo boleh yaaa terima kasiih 🙂