Tampaknya 2013 adalah tahun terburuk untuk gedung putih, karena akan ada dua serangan teroris ke “rumah” pemimpin Amerika Serikat tersebut, tapi jangan buru-buru panik, itu semua hanya ada di film yang kebetulan premisnya serupa. Satu film berjudul “White House Down”, disutradarai oleh Roland “Father of Disaster Movies” Emmerich, masih menunggu tayang, dan satu lagi “Olympus Has Fallen”, yang akan saya review kali ini, disutradarai oleh Antoine Fuqua (Training Day). Well, ini bukan film pertama yang bercerita tentang usaha penyanderaan presiden Amerika Serikat, yup sang presiden memang sudah beberapa kali jadi target oleh bermacam teroris, termasuk Harrison Ford yang harus berjibaku di atas ketinggian ribuan kaki dengan teroris Kazakhstan dalam “Air Force One”. Tentu saja Creighton Rothenberger dan Katrin Benedikt harus putar otak untuk mencari lokasi seru lain, di sebuah pesawat tentu sudah basi, bagaimana dengan gedung putih? menyerang Amerika langsung ke jantung pemerintahannya? sepertinya akan menjanjikan. Jika alien saja pernah bikin gedung putih luluh-lantah tak bersisa, kini saatnya “Olympus Has Fallen” membawa film aksi tak berotak ke level selanjutnya, menjadikan gedung putih tak saja menjadi medan pertempuran layaknya penyerangan pasukan sekutu ke Omaha Beach pada perang dunia ke-2, tapi juga arena baku hantam berdarah-darah. Chaos!

Kapan lagi bisa melihat Gedung Putih tidak saja sekedar sebuah setting cantik, atau sebuah simbol kebanggaan dan kebesaran bangsa Amerika Serikat, melihat gedung yang katanya paling dilengkapi pertahanan canggih tersebut kini diserang gila-gila-an. Kapan lagi bisa melihat ruang oval tempat Presiden biasa kerja, sekarang justru dihiasi mayat teroris, yah untuk menikmati “Olympus Has Fallen” memang tak perlu serius, formulanya hasil racikan film-film aksi serupa, termasuk rip off dari film-film “Die Hard”, namun jika kita tidak peduli dengan semua omong kosong tersebut, film ini akan dengan mudah menghancurkan kepala penonton lewat hiburan gilanya. Ok, pertanyaannya sekarang: where is Harvey Dent? (mengutip Joker). Dia pensiun jadi jaksa wilayah, bosan menjadi villain dan memutuskan mengganti namanya menjadi Benjamin Asher kemudian mencalonkan dirinya menjadi Presiden Amerika Serikat. Sayangnya setelah berhasil move on dari masa lalunya yang pahit di kota Gotham, ia kembali mendapatkan musibah. Okay, tampaknya saya mesti menghentikan lelucon yang mulai tidak lucu… dari awal. Walau diceritakan kehilangan istri tercintanya di sebuah kecelakaan, ini bukan film yang akan fokus sepenuhnya pada sosok Presiden Benjamin Asher (Aaron Eckhart), menceritakan kegalauannya dan kemudian malah mengadakan sayembara pengganti the first lady (semakin tidak lucu).

Sesuai judulnya, “Olympus Has Fallen”, yang berarti sandi bahwa Gedung Putih telah diduduki, film ini menceritakan hari dimana teroris Korea Utara berhasil masuk ke Gedung Putih, menyerang habis-habisan, menyandera sang Presiden, dan kemudian meminta sebuah “tebusan”. Beruntung Amerika masih punya “John McLane” lainnya dalam bentuk seorang mantan secret service, yang punya deretan riwayat pekerjaan sesuai untuk kriteria pahlawan yang “tak bisa mati”, namanya Mike Banning (Gerard Butler). Setelah itu bisa ditebak, operasi penyelamatan dengan taktik one man show. Dengan adegan penyerangan ke Gedung Putih yang sangat eksplosif, “Olympus Has Fallen”, tahu bagaimana merancang strategi untuk membuat saya girang setengah gila ketika melihat pesawat militer sejenis Hercules tiba-tiba terbang di atas Gedung Putih dan mulai memberondong sekitarnya. Itu belum seberapa, saat sekelompok orang Korea Utara bersenjatakan lengkap mulai bergerak menghabisi setiap penjaga dan satu-persatu secret service, “Olympus Has Fallen” baru saja memulai taktiknya untuk menjabarkan arti kata seru, dengan bantuan baku tembak nonstop yang tidak ada habisnya, ditambah ledakan sana-sini. Formula hiburannya sudah bekerja baik menurut saya, apalagi dengan set Gedung Putih yang sengaja dibangun hanya untuk dihancurkan, tidak mungkin kan “Olympus Has Fallen” menghancurkan Gedung asli. Walaupun polesan CGI-nya masih agak kurang di beberapa bagian.

“Olympus Has Fallen” bukan drama-aksi seperti “Training Day”, jadi jangan harap bisa melihat Morgan Freeman, Melissa Leo dan deretan pemain lainnya yang cukup dikenal tersebut maksimal dalam urusan akting. Porsi untuk pamer akting tentu saja disingkirkan agar memberikan ruang lebar untuk porsi action-nya. Morgan Freeman dan kawan-kawan cukup akting seperlunya, kecuali Melissa Leo yang punya bagian untuk menonjolkan akting sumpah-serapahnya. Aaron Eckhart juga berperan apa- adanya sebagai Presiden USA, begitu pula dengan Gerard Butler yang aktingnya bisa dibilang hanya mengandalkan pisau, senapan mesin, jotosan dan celetukan oneliner. Dibilang “Olympus Has Fallen” tidak punya hati, ada benarnya, jangankan hati, film ini pun tidak punya yang namanya soul. Murni film aksi yang tujuannya dari awal untuk memompa adrenalin sampai meledak, lupakan bagian drama numpang lewat, fokus Antoine Fuqua hanya ingin menyarangkan peluru tepat ke kepala penonton. Dan untuk itu dia berhasil, walaupun kasihan, “Olympus Has Fallen” hanyalah film yang dengan cepat mudah dilupakan. Formula film action konvensional basi yang didaur-ulang menjadi tontonan yang menghibur, sangat bodoh di beberapa bagian tapi juga sangat brilian dalam urusan membuat saya girang. Menonton “Olympus Has Fallen” itu seperti main game FPS (First Person Shooter), siapa peduli ceritanya, skip, yang saya inginkan hanyalah manghabisi musuh sampai gamenya tamat.