Why is everyone trying to kill me? ~ Frank Taylor

Semisterius jalan ceritanya nanti, film ini juga dibuka dengan seorang wanita misterius yang tiba-tiba duduk di depan Frank Tupelo (Johnny Depp), seorang turis Amerika, di sebuah kereta tujuan Venice, Italia. Si wanita akhirnya memperkenalkan diri sebagai Elise Ward (Angelina Jolie) kepada pria di depannya yang belakangan diketahui adalah seorang guru matematika, well jauh dari apa yang dibayangkan Elise jika melihat sosok Frank yang lebih terlihat seperti musisi rock kaya raya dan pecinta novel spionase yang sedang liburan. Pertemuan singkat tersebut sudah cukup bagi Elise pada akhirnya untuk membuat Frank tertarik padanya, siapa yang tidak, Elise dengan dandanan seksi-elegan sudah seperti magnet yang menarik perhatian mata-mata lelaki setiap dia lewat di depan mereka. Frank yang tampak “polos” dan ditambah dia seperti turis yang terlihat linglung akhirnya menerima ajakan Elise untuk ikut dengan perahu boat yang mengantarnya ke sebuah hotel tempatnya menginap. Elise juga akhirnya mengajaknya menginap di hotel dengan mengaku kepada resepsionis jika Frank adalah suaminya.

Kamar mewah dan pemandangan kota Venice yang indah pun jadi saksi jika keduanya memang saling menyukai, tapi Elise tidak seperti apa yang dilihat, dia punya rahasia di balik wajahnya yang menggoda. Rahasia itu pulalah yang mengundang interpol dan polisi setempat mengikutinya kemana pun dia pergi. Bagi Frank tampilan wanita misterius yang berada satu kamar dengannya dan mengaku sudah memiliki seseorang yang dia cintai bernama Alexander Pearce tersebut, sudah cukup untuk membuatnya mabuk cinta, tapi Frank malu-malu untuk mengungkapkannya dengan kata dan juga “tindakan”. Akhirnya dia pun hanya bisa terdampar tidur di sofa sedangkan Elise menikmati kasur empuk di kamarnya. Keesokan pagi, Frank dikejutkan dengan seorang pelayan yang membawakan sarapan untuknya, kemana Elise? dia sudah pergi meninggalkannya. Belum juga Frank menikmati sarapannya, kejutan lain muncul, dua orang bersenjata mendatanginya dan mengajaknya untuk ikut mereka menemui seorang “teman” (Steven Berkoff).

Frank tahu jika mereka salah orang, karena mereka memanggil Frank dengan Pearce. Pagi yang indah di Venice pun berubah menjadi aksi kejar-kejaran antara Frank dan dua orang yang tampaknya anggota mafia, di atap bangunan-bangunan Venice yang berseni. Ketika Frank tampak tidak akan selamat dari dua orang yang mengejarnya ditambah seorang polisi yang mengawasinya tidak diberi ijin oleh atasannya (Paul Bettany) untuk ikut campur, Frank akhirnya selamat dengan melompat ke lapak buah-buahan di sebuah pasar pagi namun dia tertangkap oleh polisi lokal. Di kantor polisi tidak ada yang percaya dengan ceritanya termasuk detektif yang menginterograsinya. Frank pun mendekam di penjara tetapi tidak lama sampai akhirnya si detektif mempercayai ceritanya lalu berniat membawa Frank ke suatu tempat. Dari mulut detektif, Frank mengetahui jika Pearce mencuri uang dari mafia dan mempunyai hutang pajak kepada pemerintah Inggris, oleh karena itu dia begitu dicari oleh banyak orang, tidak hanya mafia tetapi interpol. Apa yang tidak diketahui oleh Frank adalah, si detektif ternyata menipunya dan mengantarnya ke orang-orang yang sebelumnya mengerjarnya, bagaimana cara Frank selamat kali ini?

Jika Frank nantinya kemungkinan bisa selamat dari orang-orang jahat, penonton mungkin tidak akan selamat dari betapa membosankannya film yang disutradarai oleh Florian Henckel von Donnersmarck tersebut. Sebuah penurunan kualitas yang begitu drastis jika melihat film sebelumnya, The Lives of Others” (Das Leben der Anderen), yang begitu mempesona dengan daya tarik ceritanya yang berlatar belakang Jerman tahun 80an, yang kala itu masih terpisah antara barat dan timur. Film Jerman tersebut banyak dianugrahi penghargaan baik lokal maupun internasional, termasuk menang Oscar untuk kategori film berbahasa asing terbaik di tahun 2007. “The Tourist” yang diadaptasi dari film Perancis “Anthony Zimmer” ini mengawali segalanya dengan baik, memperkenalkan kedua bintang kelas atasnya, Johnny Depp dan Angelina Jolie dengan begitu menarik dengan kemasan komedinya yang lumayan mengundang tawa. Tapi sisi menghibur dari film ini tidak berlangsung lama, berdurasi 103 menit, “The Tourist” lalu menyisakan sekitar satu jam racikan cerita Donnersmarck, Christopher McQuarrie (The Usual Suspects), dan Julian Fellowes, yang kehilangan daya tariknya lagi ketika Angelina Jolie yang berperan sebagai Elise justru makin “panas” dengan segala intrik yang menyelimuti dan rahasia yang dibawanya kemanapun dia pergi.

Menengok sebentar ke belakang, “Knight and Day” (Tom Cruise, Cameron Diaz) atau pun “Date Night” (Steve Carell, Tina Fey) yang memiliki tema serupa action dengan bumbu komedi malah jadi terlihat lebih baik ketimbang keseluruhan cerita “The Tourist” yang selalu terbentur dengan plotnya yang terasa kurang bersahabat, jika tidak ingin dikatakan absurd. Sayang sekali karena membuat segala keindahan lanskap Venice yang dipotret dengan cantik oleh John Seale, lalu tatanan musik yang cukup menarik dari James Newton Howard, serta tidak ketinggalan daya pikat dua pelakon yang sebetulnya tidak bermain jelek-jelek amat, menjadi mubajir, sia-sia, karena tidak didukung oleh tutur cerita yang nyaman untuk diikuti. Donnersmarck seperti seorang turis yang nyasar di filmnya sendiri dan tidak tahu harus membawa jalan ceritanya kemana, okay mungkin dia masih tahu jalan menuju ke ending-nya, tapi lika-liku menuju ke sana dipenuhi intrik, komedi, action, dan juga konflik yang gagal dalam misinya untuk merangsang penonton untuk setidaknya menikmati film ini. Segi action yang mungkin banyak ditunggu oleh penonton, karena jika melihat trailer, film ini menawarkan aksi-aksi yang menarik. Tapi kenyataannya sebuah kejar-kejaran perahu pun terlihat sangat buruk disini.

“The Tourist” pun seakan tenggelam di Venice bersama dengan jalan cerita dan daya tarik yang sudah lebih dahulu tercebur. Ketika komedi tidak lagi begitu lucu, dan action juga tidak lagi bisa diharapkan, sisi drama juga tidak beruntung untuk mengajak kita agar mau kembali duduk manis menunggu film ini berakhir. Memasangkan Johnny Depp dan Angelina Jolie adalah kesalahan paling mencolok ketika seharusnya duet mereka bisa menyelamatkan film ini, namun lagi-lagi terbentur dengan skrip yang telanjur membuat mereka tampak bukan seperti dua orang kekasih. Johnny Depp dan Angelina Jolie justru mampu bermain cukup baik secara individual, tetapi saat dipasangkan, mereka tampak begitu terasing dengan hubungan yang tercipta tanpa adanya sebuah ikatan chemistry yang manis. “The Tourist” seperti terbawa oleh arus yang diciptakan oleh kurangnya chemistry antara bintang utamanya yang secara komersil pasti akan mengundang calon penonton untuk menonton mereka. Chemistry antara “The Tourist” dan penontonnya pun makin terkikis, film makin membosankan dan tidak jelas mendekati akhirnya, kita hanya dipaksa menunggu sampai semuanya berakhir tanpa meninggalkan kesan istimewa pada filmnya, Venice yang indah itu pun mungkin akan terlupakan.

http://twitter.com/#!/raditherapy/status/17814299766423552