Jess (Melissa George), ikut berlayar bersama dengan Greg (Michael Dorman), Viktor (Liam Hemsworth), Sally (Rachael Carpani), Heather (Emma Lung), dan Downey (Henry Nixon), di sebuah yacht yang tidak terlalu besar. Semua tampak menikmati perjalanan mereka mengarungi lautan atlantik yang luas, kecuali Jess. Ibu satu orang anak ini sudah berlaku aneh sejak pertama kali datang ke pelabuhan, ditambah anaknya yang autis diakuinya tengah berada disekolah. Sikap Jess yang tidak biasa itu menyulut rasa penasaran semua orang di “perahu kecil” tersebut, termasuk Greg yang selalu bertanya apakah ia baik-baik saja. Ketika laut menjadi pemandangan yang indah dan sedap untuk dipandang mata, serta Jess dan yang lainnya begitu menikmati pelayaran ini. Awan gelap yang diselimuti halilintar mendadak muncul di kejauhan, semua tahu badai akan segera mengancam keasyikan mereka. Greg pun segera memanggil bantuan penjaga pantai melalui radio, namun bukannya pertolongan yang didapat, ia malah menerima sinyal aneh yang entah datang darimana. Suara seorang wanita tiba-tiba muncul mengatakan sesuatu yang mengerikan, ketika Greg meminta posisi wanita tersebut, tidak ada jawaban balasan yang berarti dari wanita misterius. Badai pun datang tanpa diundang. 

Ombak besar mulai menggulung yacht yang sepertinya tidak akan selamat tersebut. Greg bersama dengan Viktor mencoba untuk mengendalikan perahu ini agar tidak tenggelam sedangkan yang lain berada di kabin yang mulai dibanjiri air. Guyuran hujan yang deras dan ombak yang kian besar akhirnya berhasil menyapu yacht tersebut hingga terguling, menghempaskan Jess dan kawan-kawan ke lautan atlantik yang dingin. Amukan badai seketika itu pula mereda, menyisakan yacht dalam keadaaan terbalik dan para awaknya tercerai berai. Jess, Greg, dan yang lainnya berhasil selamat dan berusaha menaiki yacht yang terbalik. Namun sayangnya satu orang diantara mereka hilang, yaitu Heather. Kala harapan sepertinya sudah menghilang, sebuah kapal pesiar muncul dihadapan mereka. Tanpa pikir panjang dan ditengah ketakutan serta kebingungan, mereka mulai berteriak meminta pertolongan. Jess dan yang lainnya pun berhasil menaiki kapal besar tersebut. Tetapi apa yang mereka temui di “kapal penyelamat”-nya itu? mereka ternyata tidak menemui siapapun. Kapal pesiar ini kosong seperti tidak berawak. Jess makin bertingkah tidak jelas ketika ia mengaku seperti pernah berada di kapal ini sebelumnya. Lalu apa yang sebenarnya terjadi dengan kapal tak berpenghuni ini?

Triangle, tidak akan memberikan jawaban-jawaban secepat itu, film yang disutradarai oleh Christopher Smith ini akan terus mengurung kita dengan rasa penasaran dan menyelimuti pikiran kita dengan pertanyaan-pertanyaan yang saling bersautan. Belum selesai dengan misteri menghilangnya penghuni kapal pesiar, kita akan disuguhkan dengan misteri lainnya bersamaan dengan munculnya orang lain di kapal tersebut. Namun sosok misterius ini bukanlah orang yang akan menyambut hangat kedatangan Jess dan kawan-kawan, justru sebaliknya ia tampaknya menginginkan semua orang mati. Berawal dari Viktor yang ditemukan berlumuran darah oleh Jess dan tewas seketika, lalu berlanjut dengan suara tembakan yang ternyata berasal dari sebuah Theater. Jess yang berlari menuju kesana menemukan Greg tergeletak sudah tak bernyawa. Anehnya, Sally dan Downey menuduh Jess yang menembak. Keduanya pun berakhir dengan kematian, setelah “sang pembunuh” sukses menembak mereka dari atas balkon. Film ini memang pintar menyajikan misteri demi misterinya, kita justru akan dikejutkan dengan begitu cepatnya para pemain “ditewaskan” karena memang film ini punya kejutan lain yang siap meledakkan otak kita dengan sekali tembakan.

Sutradara asal Inggris ini dengan cerdas membawa kita terpontang-panting melalui plot yang cukup membuat kita akan meneguk sebutir aspirin. Tak cukup dengan hanya satu twist yang sukses membuat kita terbengong-bengong, Smith bertubi-tubi menjejalkan twist-twist berikutnya, yang tentu saja tak kalah mengejutkan dan mencengangkan (membuat kita kembali ingin meminum satu butir aspirin lagi). Setiap detil dari film ini begitu halus diramu, Smith tidak mengijinkan kita untuk sedikitpun lengah dan tidak memperhatikan “clue” yang ada. Wajib hukumnya untuk terus mengikuti Jess, karena dia satu-satunya yang akan membimbing kita keluar dari labirin menyesatkan ini. Film yang berdurasi 99 menit tentu saja memberi kesempatan kita untuk menebak-nebak apa yang akan terjadi selanjutnya atau bahkan ending dari film ini, tapi percayalah anda akan makin tersesat dan tebakan tersebut akan sia-sia. Sutradara yang juga menuliskan cerita film ini tahu betul mengemas setiap adegannya dengan menarik, dengan pengesekusian cerita yang matang, tak ada satupun adegan di film ini yang tidak berarti ataupun sia-sia. Layaknya sebuah rantai yang saling menyambung, adegan-adegan yang disajikan juga saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Maka dari itu dibutuhkan konsentrasi yang penuh dalam menonton film ini atau sekali lagi kita akan tersesat.

Film ini memperdaya para penontonnya tidak hanya dari cerita yang tampil memikat dan berhasil mengikat kita dari awal hingga akhir film. Tetapi juga dari ikatan emosi yang tercipta dengan apik dari tokoh utama Jess, yang dilakonkan dengan luar biasa oleh Melissa George. Aktris yang sudah sering bermain dalam film-film horor seperti: The Amityville Horror, Turistas, dan juga 30 days of Night ini berhasil menghantarkan performa akting yang sangat mendukung alur cerita yang sedang berjalan. Kita akan ikut ketakutan, kebingungan, bersama dengan Jess yang babak-belur menuntaskan setiap “halangan” yang ada didepannya dalam usahanya memecahkan misteri di kapal ini. Jess juga terbukti sukses mengajak penontonnya ikut merasa tegang ketika dia kembali berhadapan dengan “sang pembunuh”. Film yang mengambil judul dari nama yacht yang dinaiki Jess dan kawan-kawan ini memang punya level ketegangan yang sudah berada di titik didih yang pas, membaurnya dengan tingkat penasaran yang sudah mencapai titik stress. Tetapi tenang dulu, Smith tidak akan membuat anda gila dan justru memaki-maki film ini. Pertanyaan yang menumpuk, sedikit demi sedikit mulai terjawab, sekali lagi dengan syarat anda betul-betul memperhatikan tiap detil film ini. Secara keseluruhan film yang dirilis tahun 2009 ini hadir menyajikan kisah horor yang berbeda, thriller psikologis yang cerdas dan plot yang digarap rapih. Bersiaplah mengumpulkan pecahan kaca yang berserakan, mengumpulkannya menjadi satu seperti pemainan puzzle yang akan membuat anda depresi sekaligus juga mengasyikkan dan menghibur. Enjoy!