Gran Torino

“Yea? I blow a hole in your face and then I go in the house… and I sleep like a baby. You can count on that. We used to stack fucks like you five feet high in Korea… use you for sandbags” ~Walt Kowalski

Terkejut dan sekaligus terharu melihat ending film ini sudah pasti, dan keseluruhan film ini emang master-of-piece bgt (apapun ungkapan untuk menyebutkan klo film ini emang bagus). hahahahaha mungkin gw terlalu “Lullaby” or “Lo-Lebay” dalam me-review-overall-kan film ini, tapi thats the fact.

Gran Torino, diperankan dan di sutradarai oleh Clint Eastwood, tidak perlu basa-basi soal akting dan penyutradaraan salah satu legenda film yang satu ini. Sebut saja Million Dollar Baby dan Unforgiven yang sudah memberikannya 4 Oscar, serta puluhan film lainnya yang sudah dia perani dan sutradarai dengan baik.

Di film yang kembali menampilkan mimik khas Eastwood ketika memegang senjata ini, mengisahkan tentang seorang duda-tua dan sekaligus veteran perang yang terjebak dalam masa lalunya yang kelam dan pahit. Seorang patriot yang tidak memperdulikan dunia luar yang berubah, selalu melihat sebelah mata tetangganya yang bukan orang Amerika, ayah yang tidak akur dengan anak-anaknya, dan seorang kakek yang dibenci oleh cucu-cucunya. Diperparah setelah kematian istrinya, Walt Kowalski (Eastwood) semakin mengurung diri dari lingkungannya dan menyimpan bersamanya rasa bersalahnya, penyesalan, dan amarah.

Sampai pada akhirnya dia tanpa disengaja dan disadarinya menolong anak tetangganya yang diganggu geng setempat. Lama-kelamaan tetangga yang pada awalnya tidak mengenalnya, menganggapnya sebagai pahlawan. Kejadian ini membuat marah Walt, karena setiap saat tetangga yang sebagian besar etnis Asia ini mendatangi rumahnya untuk memberikan hadiah. Namun lambat laun Walt mulai menerima kondisi dimana ia akhirnya bisa bahagia.

Walt mulai memperlihatkan prilaku baik dengan tetangga-tetangganya. Mengajari Tao, anak tetangga yang ia tolong untuk menjadi seorang pria yang pemberani dan bukan seorang pengecut. Kakak Tao , yaitu Sue juga sempat ditolong dari gangguan berandalan oleh kakek-keras-kepala-ini. Sikapnya yang kasar dan terkadang menyeramkan -dengan senapan siap ditangan dan ditodongkan ke orang yang tidak disukainya, memang menakuti orang sekitar namun mereka tahu Walt adalah orang baik.

Kehidupan yang terasa damai, mulai terusik dengan ulah geng yang menginginkan balas dendam atas perlakuan Walt. Namun bukannya berurusan langsung dengan si pemilik mobil gran torino ini, para anggota geng malah meneror tetangganya. Walt yang menganggap teror ini sudah diluar batas menginginkan balas dendam. Nampaknya para geng-pengecut itu berurusan dengan orang yang salah. Apakah yang akan dilakukan Walt selanjutnya? adalah hal yang terbaik bagi dirinya dan orang-orang yang disayangi.

Apakah Walt akan membalas dendam dengan membunuh semua orang seperti yang dia lakukan ketika perang dahulu?

Gw yang menerka ending dari film ini pun, merasa bersalah karena sudah berpikir Walt akan melakukan ini dan itu. karena ternyata Walt sudah punya rencana paling terbaik yang harus dilakukan oleh seluruh orang didunia ini.

Apakah itu? yang pasti film ini memberikan pelajaran yang amat luar biasa, Clint Eastwood memberikan pesan dalam film ini untuk seluruh dunia.

“Balas dendam hanya akan menghasilkan balas dendam, dan tak akan pernah berakhir…yang tersisa hanyalah darah dan tangis”

——————————-
Rating 5/5

huahahahahaha perfect movie buat gw, karena film ini berarti banget dan gw dapet pelajaran bgt dari film ini. Oh iya ada scene yang favorit juga di film ini buat gw , waktu Walt ngajarin Tao untuk berbicara seperti orang dewasa di sebuah salon tempat temannya Walt. tonton deh….gw rekomendasiin bgt 🙂

 

Rain Man

 

Sungguh-amat-menikmati sekali gw nonton film tahun 1988 ini. Film yang memenangkan 4 Oscar termasuk Best Picture dan Best Director untuk Barry Levinson sebagai sutradara yang amat apik dalam menggarap film ini menjadi sebuah film yang sangat enjoy-able untuk ditonton.

Rain Man, Dibintangi oleh Dustin Hoffman sebagai Raymond Babbit, seorang penderita autistik yang akhirnya bertemu dengan saudara kandungnya Charlie Babbit yang dibintangi oleh Tom Cruise.

Pertemuan yang tanpa diduga dan disangka, oleh Charlie yang awalnya datang ke Institusi bernama Wallbrook, untuk mempertanyakan dimana dan ke siapa ayahnya mewariskan 3 juta dollar dan hanya memberikan dia sebuah mobil tua. Di tempat itulah Charlie bertemu dengan orang yang dia cari, pewaris uang milik ayahnya, tak lain dan tak bukan adalah saudara kandungnya sendiri yaitu Raymond.

Bermotif ingin mendapatkan setengah dari warisan untuk meneruskan usahanya yang sedang diambang kebangkrutan, Charlie membawa Raymond pergi. Ambisinya untuk mendapatkan warisan, membuat Charlie memperlakukan Raymond tidak seperti saudaranya pada awalnya.

Namun perjalanan panjang menuju Los Angeles dengan mobil tua, menyatukan mereka. Charlie mulai menyadari arti memiliki saudara yang selama ini tidak diketahuinya. Lambat laun dia lebih memilih bersama saudaranya dan melupakan soal warisan itu.

Pantes banget Raymond mendapat Oscar disini, gw melihat sosok peran Dustin disini seperti bener2 melihat seorang penderita autis beneran. Film ini juga beberapa kali bikin gw terpingkal-tertawa melihat tingkah Raymond yang selalu membuat marah Charlie, seperti saat dia tidak mau pergi dengan pesawat atau berkendara dengan mobil di jalan tol, karena Raymond menganggap itu semua sangat berbahaya.

Sikap Charlie yang keras dan selalu marah-marah setiap kali Raymond ber-ulah, entah kenapa membuat gw tersenyum dan tak jarang tertawa. Tapi gw melihat sisi “sayang banget” si Charlie sama saudaranya, walau dia selalu marah-marah dan seperti tidak tahan lagi dengan kelakuan adiknya. Yah, takdir mempertemukan mereka di perjalanan panjang itu, ikatan saudara lambat laun timbul dalam diri Charlie-Raymond dan semakin kuat.

——————————-
Rating 4.5 /5

 

A Beautiful Mind

 

A Beautiful Mind, dinominasikan untuk 8 Oscar dan menang 4 diantaranya Best Picture dan Director, menampilkan Russell Crowe sebagai John Nash.

Film mengisahkan tentang kejeniusan John Nash, dan perjuangannya dalam melawan dirinya sendiri dan orang-orang disekitarnya. Ditemani oleh Alicia Nash (Jennifer Connelly) yang tetap sabar dalam menghadapi tingkah pola suaminya, mantan profesornya di masa kuliah yang hampir bisa dianggap gila.

Dari Film ini gw melihat dan dapet pelajaran hidup, memang tidak ada yang sempurna di dunia ini, kejeniusan John Nash yang bisa dianggap orang sebagai sebuah kelebihan yang amat luar biasa, dibayar mahal oleh kekurangannya yang bisa dilihat dalam film ini. Pelajaran lainnya adalah musuh yang paling sulit dikalahkan kadang datang bukan dari luar namun dari kita sendiri, diperlihatkan dalam film dimana John Nash bertarung dengan kejeniusannya sampai akhir.

——————————-
Rating 4 /5

 

Nick Norah's Infinite Playlist

 

Nick and Norah’s Infinite Playlist, mempertemukan Michael Cera & Kat Dennings ini bener2 bikin enjoy nontonnya. Awal yang lucu dimana Nick (Cera) & Norah (Dennings) bertemu secara nga sengaja dan sepertinya emang ditakdirkan untuk bertemu cepat atau lambat. Mereka berdua adalah pasangan yang amat serasi menurut gw dalam film ini.

Berlanjut dengan konflik-konflik lucu didalamnya, pencarian teman, band bernama where’s pluffy, sampe pertengkaran2 kecil antara nick & norah makin membuat film ini patut diikuti sampe ending, (asli nga bikin boring).

Film komedi-romantis berlatar kehidupan anak muda ini juga diisi dengan musik yang easy-listening…jadi cerita yang bagus, akting yang juga bagus, plus musik bagus…membuat film ini tentu saja rekomen untuk ditonton.

——————————-
Rating 4 /5